Tenggarong (ANTARA Kaltim News) - Pascaruntuhnya Jembatan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada 26 November, pemerintah kabupaten setempat akan membangun dua jembatan, satu jembatan dibangun di Loa Kulu dan satu lagi melintasi Pulau Kumala, Tenggarong.
"Kami sudah sepakat akan membangun dua jembatan untuk mempermudah arus transportasi, sedangkan anggarannya telah disetuji pada 2012," kata Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) HM Ghufron saat meresmikan beroperasinya kapal feri KM Bili di Tenggarong, Selasa.
Pengoperasinnya KM Bili tersebut sebagai pengganti penyeberangan sementara pasacaruntuhnya Jembatan Kukar pada 26 November 2011. Hingga kini baru ada satu kapal feri yang beroperasi dari total dua feri yang direncanakan beroperasi di Sungai Mahakam itu.
Untuk jembatan yang melintasi Delta Mahakam (Pulau Kumala), jembatan akan menghubungkan dengan Tenggarong dan Pulau Kumala, lalu dari Pulau Kumala akan terhubung lagi untuk jembatan menuju Tenggarong Seberang.
Pembangunan jembatan di Pulau Kumala ini untuk memberikan alternatif lain bagi warga agar tidak terkonsentrasi menyeberang di kawasan Loa Kulu, sehingga arus tidak padat dan beban jembatan tidak terlampau berat.
Untuk tahap awal pembangunannya, biaya yang digunakan senilai Rp100 miliar dari APBD Kukar 2012, kemudian dibantu APBD Provinsi Kaltim senilai Rp100 miliar untuk pembangunan jembatan di Loa Kulu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Husinsyah mengatakan, pembangunan jembatan baru yang akan dibangun di Tenggarong tidak masalah jika akan menggunakan bekas jembatan lama.
Justru hal itu akan memperingan anggaran atau biayanya lebih murah. Pertimbangannya adalah telah ada jalan pendekat, sehingga tidak memerlukan biaya untuk pembebasan lahan.
Namun yang menjadi permasalahan di kemudian hari adalah masyarakat akan memiliki kenangan, sehingga bisa saja menimbulkan trauma jika melewati jembatan tersebut, sehingga hal itu menjadi pertimbangan tersendiri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Kami sudah sepakat akan membangun dua jembatan untuk mempermudah arus transportasi, sedangkan anggarannya telah disetuji pada 2012," kata Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) HM Ghufron saat meresmikan beroperasinya kapal feri KM Bili di Tenggarong, Selasa.
Pengoperasinnya KM Bili tersebut sebagai pengganti penyeberangan sementara pasacaruntuhnya Jembatan Kukar pada 26 November 2011. Hingga kini baru ada satu kapal feri yang beroperasi dari total dua feri yang direncanakan beroperasi di Sungai Mahakam itu.
Untuk jembatan yang melintasi Delta Mahakam (Pulau Kumala), jembatan akan menghubungkan dengan Tenggarong dan Pulau Kumala, lalu dari Pulau Kumala akan terhubung lagi untuk jembatan menuju Tenggarong Seberang.
Pembangunan jembatan di Pulau Kumala ini untuk memberikan alternatif lain bagi warga agar tidak terkonsentrasi menyeberang di kawasan Loa Kulu, sehingga arus tidak padat dan beban jembatan tidak terlampau berat.
Untuk tahap awal pembangunannya, biaya yang digunakan senilai Rp100 miliar dari APBD Kukar 2012, kemudian dibantu APBD Provinsi Kaltim senilai Rp100 miliar untuk pembangunan jembatan di Loa Kulu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Husinsyah mengatakan, pembangunan jembatan baru yang akan dibangun di Tenggarong tidak masalah jika akan menggunakan bekas jembatan lama.
Justru hal itu akan memperingan anggaran atau biayanya lebih murah. Pertimbangannya adalah telah ada jalan pendekat, sehingga tidak memerlukan biaya untuk pembebasan lahan.
Namun yang menjadi permasalahan di kemudian hari adalah masyarakat akan memiliki kenangan, sehingga bisa saja menimbulkan trauma jika melewati jembatan tersebut, sehingga hal itu menjadi pertimbangan tersendiri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011