Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) - Tim Teknis Gerbangmas Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Mandiri (P2MKM) Kabupaten Mahakam Ulu melakukan survei potensi ekonomi di Kampung Sirau, Kecamatan Long Hubung, setelah diundang aparatur kampung setempat.
"Kami harap kehadiran dua Tenaga Teknis Gerbangmas P2MKM ini bisa mengarahkan jenis peluang usaha apa yang dapat kami jalankan di kampung, karena lahan di sini luas dan bisa ditanami apa saja, namun terkendala pemasaran," ujar Daud, Aparatur Pemerintah Kampung Sirau, Kamis.
Dalam pertemuan dengan sejumlah aparatur kampung dan pengurus Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) di Kantor Petinggi, Tenaga Teknis menanyakan jenis tanaman apa saja yang saat ini ada, termasuk menanyakan rencana pengurus BUMKam mengenai jenis usaha yang akan dijalankan dalam upaya mendongkrak ekonomi masyarakat.
Dalam kesempatan itu Daud mengatakan, di Sirau ada puluhan hektare lahan karet produktif milik masyarakat yang sejak 2015 lalu tidak disadap oleh petani karena tidak ada lagi pembelinya, sehingga beberapa petani bahkan sudah menebang pohon karet akibat dinilainya tidak berguna lagi.
Daud juga mengatakan bahwa di lahan milik pemerintah kampung, atau bekas lahan warga yang tidak lagi digarap sejak puluhan tahun silam, kini terdapat ratusan pohon aren produktif yang bisa dijadikan gula merah.
Namun, lanjut Daud, masalahnya adalah hingga kini tidak ada warga yang bisa menyadap nira dan belum ada yang bisa membuat gula merah, bahkan pihaknya pun belum memiliki jaringan pasar, sehingga tidak terpikirkan mencetak gula merah.
Setelah mendengar beberapa penjelasan tersebut, dua orang Tenaga Teknis ini kemudian memberikan arahan dan mengajak Daud melihat langsung ke lokasi lahan yang dimaksud agar memiliki kepastian tentang jenis usaha apa yang layak dijalankan oleh pengurus BUMKam.
Setelah melihat lokasi lahan di seberang kampung yang terdapat beberapa pohon aren berbuah, kemudian salah seorang Tenaga Teknis, yakni Imam Subarkah menyarankan kepada aparatur kampung untuk membuat aturan perlindungan terhadap areal pohon aren, tujuannya antara lain agar pohon aren produktif itu tidak ditebang warga.
"Ini ada pohon aren bekas ditebang warga untuk diambil inti aren guna dijadikan sayur, maka harus ada aturan kampung yang melarangnya karena aren merupakan aset berharga bagi masyarakat. Mengenai warga yang belum terampil membuat gula merah, bisa dilakukan pelatihan. Untuk pasar, kami sudah kenal pembelinya," tutur Imam.
Sedangkan untuk karet, lanjut Imam, beberapa waktu lalu pihaknya sudah mendatangi pabrik pengolah karet di Samarinda. Hasil dari pertemuan dengan perusahaan cukup menggembirakan karena pasar karet masih terbuka dan harganya termasuk baik, sehingga BUMKam Sirau masih bisa membeli dari petani sekitar Rp6 ribu per kg untuk selanjutnya BUMKam yang menjual ke pabrik.
Mendengar penjelasan itu, sejumlah warga yang hadir dan pengurus BUMKam mengaku tertarik karena dengan harga Rp6 ribu tersebut, petani sudah diuntungkan mengingat selama ini pohon karet yang ada tidak pernah dimanfaatkan karena tidak ada pembelinya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019