Samarinda (Antaranews Kaltim) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam BEM FEB Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur mendesak pemerintah daerah setempat segera melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional untuk menstabilkan kembali harga ayam dan komoditas lainnya yang melonjak cukup drastis .

Harga komoditas khususnya ayam dalam beberapa pekan terakhir mengalami lonjakan yang cukup drastis di sejumlah pasar tradisional di Samarinda, bahkan harganya mencapai Rp85.000 per ekornya.

Koordinator Mahasiswa Freijae Rakasiwi kepada awak media di Samarinda, Minggu, mengatakan bahwa harga nomal daging ayam dalam kisaran Rp40.000 per ekor. 

"Kami telah melakukan sidak di sejumlah pasar untuk ukuran daging ayam kecil (ukuran satu kilogram), semula dijual Rp25.000, namun kini naik menjadi Rp33.000, sementara untuk harga daging ayam ukuran besar dengan berat dua kilogram semula dibanderol Rp60.000," jelanya.

Saat ini, lanjut Freijae Rakasiwi harga daging ayam telah melonjak hingga Rp70.000 sampai Rp85.000 perekornya.

"Harga telur sudah meroket dengan harga Rp47.000 hingga Rp55.000," imbuhnya.

Bersama teman- teman BEM FEB UNMUL pihaknya menggelar aksi dan mendesak pemerintah segera menyelesaikan persoalan tersebut. 

Ia mengatakan bahwa aksi mahasiswa dilakukan di dua tempat dalam waktu yang berbeda yakni di depan Kampus Unmul Samarinda serta di kawasan Sempaja Samarinda, Minggu (29/7). 

Ia berharap kenaikan serta kelangkaan daging ayam ini segera direspon pemerintah baik itu Pemkot Samarinda maupun Pemprov Kaltim.

Minimal kata Freijae pemerintah segera melakukan pertemuan dengan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan distibusi daging dan telur ayam, sehingga persoalan bisa gamblang dan ada pemecahan solusinya. 

"Sampai saat ini, kami belum melihat Pemkot Samarinda mengambil langkah nyata menyelesaikan permasalahan keniakan harga tersebut," tegasnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018