Long Hubung (Antaranews Kaltim) - Para petani di Kecamatan Long Hubung, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, akan mengembangkan tanaman kakao melalui sistem tumpang sari dengan tanaman jagung, sehingga petani tidak perlu membuka lahan baru untuk menjadikan kawasan itu sebagai sentra jagung.
"Kami sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, baik dengan petugas penyuluh lapangan maupun dengan para petinggi yang tersebar di 11 kampung, terkait rencana tumpang sari kakao-jagung sebagai produk unggulan Long Hubung," ujar Camat Long Hubung Yordanus Dani di Long Hubung, Minggu.
Ia mengatakan, keinginan menjadikan sentra jagung melalui tumpang sari ini awalnya dimulai dari obrolan ringan dengan petinggi dan pendamping desa tingkat kecamatan pada pertengahan 2017, selanjutnya dicoba untuk diseriusi agar bisa terealisasi pada 2018.
Sejak itu, koordinasi terus dilakukan, di antaranya dengan Dinas Pertanian Kabupaten Mahakam Ulu yang kemudian diketahui bahwa di kawasan Long Hubung memang cocok dikembangkan tanaman keras seperti jagung dan palawija lainnya.
"Kami tidak muluk-muluk dalam menjadikan Long Hubung sebagai sentra jagung, sehingga kami mulai dari yang kecil-kecil dulu, misalnya satu kelompok tani dalam satu desa mengelola lahan tumpang sari kakao-jagung 50 hektare saja, maka dari 11 kampung yang ada akan diperoleh 550 hektare," tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa rencana pengembangan lahan kakao dengan tumpang sari jagung ini ternyata sejalan dengan program pemerintah, karena berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Mahulu, tahun ini kabupaten termuda tersebut akan memperoleh bantuan bibit jagung untuk ditanam di lahan seluas 5.000 hektare.
Sedangkan untuk pemasaran hasil panen, pihaknya telah berkomunikasi dengan salah satu pabrik pengolah jagung di luar Mahakam Ulu untuk nantinya menampung hasil panen petani.
"Selain menjual hasil panen, kami juga melakukan integrasi dengan ternak, yakni batang, daun, dan bonggol jagung akan diolah menjadi pakan sapi, sedangkan sebagian jagungnya juga akan diolah menjadi pakan unggas," kata Dani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Kami sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, baik dengan petugas penyuluh lapangan maupun dengan para petinggi yang tersebar di 11 kampung, terkait rencana tumpang sari kakao-jagung sebagai produk unggulan Long Hubung," ujar Camat Long Hubung Yordanus Dani di Long Hubung, Minggu.
Ia mengatakan, keinginan menjadikan sentra jagung melalui tumpang sari ini awalnya dimulai dari obrolan ringan dengan petinggi dan pendamping desa tingkat kecamatan pada pertengahan 2017, selanjutnya dicoba untuk diseriusi agar bisa terealisasi pada 2018.
Sejak itu, koordinasi terus dilakukan, di antaranya dengan Dinas Pertanian Kabupaten Mahakam Ulu yang kemudian diketahui bahwa di kawasan Long Hubung memang cocok dikembangkan tanaman keras seperti jagung dan palawija lainnya.
"Kami tidak muluk-muluk dalam menjadikan Long Hubung sebagai sentra jagung, sehingga kami mulai dari yang kecil-kecil dulu, misalnya satu kelompok tani dalam satu desa mengelola lahan tumpang sari kakao-jagung 50 hektare saja, maka dari 11 kampung yang ada akan diperoleh 550 hektare," tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa rencana pengembangan lahan kakao dengan tumpang sari jagung ini ternyata sejalan dengan program pemerintah, karena berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Mahulu, tahun ini kabupaten termuda tersebut akan memperoleh bantuan bibit jagung untuk ditanam di lahan seluas 5.000 hektare.
Sedangkan untuk pemasaran hasil panen, pihaknya telah berkomunikasi dengan salah satu pabrik pengolah jagung di luar Mahakam Ulu untuk nantinya menampung hasil panen petani.
"Selain menjual hasil panen, kami juga melakukan integrasi dengan ternak, yakni batang, daun, dan bonggol jagung akan diolah menjadi pakan sapi, sedangkan sebagian jagungnya juga akan diolah menjadi pakan unggas," kata Dani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018