Penajam (Antaranews Kaltim) - Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, masih endemis penyakit malaria karena hingga November 2017 ditemukan sebanyak 748 warga baik secara klinis maupun laboratorium positif terserang malaria.
Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Ponco Waluyo, saat ditemui di Penajam, Jumat, mengatakan kasus malaria di wilayah Penajam Paser Utara terus meningkat cukup singinfikan.
"Januari hingga November 2017 ditemukan sebanyak 748 kasus malaria, dan 90 persen penyebaran malaria di wilayah Puskesmas Sotek," jelasnya.
Kendati secara kualitas mengalami penurunan, lanjut Ponco Waluyo, dibandingkan tahun sebelumnya jumlah kasus malaria pada 2017 mengalami peningkatan yang cukup tajam.
"Sampai November 2017 sudah tercatat 748 kasus malaria, sementara pada 2016 hanya 367 kasus dengan satu korban meninggal dunia," ungkapnya.
Ponco Waluyo menjelaskan, mayoritas warga yang terserang malaria di Puskesmas Sotek, Kecamatan Penajam merupakan pendatang yang mencari kayu di wilayah Penajam Paser Utara.
Penyebab utama tingginya penyebaran malaria, karena adanya penebangan kayu dan pembakaran lahan serta banyaknya pekerja baru yang datang dari luar wilayah Penajam Paser Utara, sehingga berisiko semakin meningkatnya kasus malaria di daerah itu.
Sebagai upaya pencegahan menurut Ponco Waluyo, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara berencana melakukan kunjungan sekaligus monitoring ke sejumlah kelurahan dan ketua RT.
"Monitoring itu juga sekaligus membagikan 15.000 kelambu bantuan Global Fund khusus untuk masyarakat di wilayah perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara yang akan dilakukan pada Januari 2018," tambahnya.
Penekanan kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara belum berjalan maksimal, karena masih ditemukan sebanyak 748 kasus malaria di wilayah perbatasan antarkabupaten.
Jumlah kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara itu mengalami peningkatan sebanyak 381 kasus dibanding 2016 yang hanya 367 kasus malaria. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Ponco Waluyo, saat ditemui di Penajam, Jumat, mengatakan kasus malaria di wilayah Penajam Paser Utara terus meningkat cukup singinfikan.
"Januari hingga November 2017 ditemukan sebanyak 748 kasus malaria, dan 90 persen penyebaran malaria di wilayah Puskesmas Sotek," jelasnya.
Kendati secara kualitas mengalami penurunan, lanjut Ponco Waluyo, dibandingkan tahun sebelumnya jumlah kasus malaria pada 2017 mengalami peningkatan yang cukup tajam.
"Sampai November 2017 sudah tercatat 748 kasus malaria, sementara pada 2016 hanya 367 kasus dengan satu korban meninggal dunia," ungkapnya.
Ponco Waluyo menjelaskan, mayoritas warga yang terserang malaria di Puskesmas Sotek, Kecamatan Penajam merupakan pendatang yang mencari kayu di wilayah Penajam Paser Utara.
Penyebab utama tingginya penyebaran malaria, karena adanya penebangan kayu dan pembakaran lahan serta banyaknya pekerja baru yang datang dari luar wilayah Penajam Paser Utara, sehingga berisiko semakin meningkatnya kasus malaria di daerah itu.
Sebagai upaya pencegahan menurut Ponco Waluyo, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara berencana melakukan kunjungan sekaligus monitoring ke sejumlah kelurahan dan ketua RT.
"Monitoring itu juga sekaligus membagikan 15.000 kelambu bantuan Global Fund khusus untuk masyarakat di wilayah perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara yang akan dilakukan pada Januari 2018," tambahnya.
Penekanan kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara belum berjalan maksimal, karena masih ditemukan sebanyak 748 kasus malaria di wilayah perbatasan antarkabupaten.
Jumlah kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara itu mengalami peningkatan sebanyak 381 kasus dibanding 2016 yang hanya 367 kasus malaria. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017