Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Syafruddin Pernyata mengatakan pengembangan pariwisata daerah tidak bisa berdiri sendiri, tetapi memerlukan konektivitas dan saling mendukung satu dengan lainnya.

"Kita bicara lokal saja, misalnya warga Balikpapan yang ingin berwisata ke Labuan Cermin di Berau, dalam perjalanannya pasti melewati Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, baru sampai Berau," ujar Syafruddin di Anggana, Kutai Kartanegara, Selasa.

Dari rute yang meleweti beberapa lokasi tersebut, lanjutnya, peserta tur wisata bisa diarahkan makan di Samarinda, menginap di Sangatta, makan lagi di Wahau atau bahkan bisa singgah ke sejumlah objek wisata yang dilewati.

Bahkan, dalam tur wisata tersebut juga memerlukan angkutan, sehingga koordinasi antara pemandu wisata, manajemen hotel, manajemen rumah makan/restoran, dan lainnya harus sering dilakukan agar semua aspek kepariwisataan kebagian rejeki.

Hal itu dikatakan Syafruddin ketika mengunjungi objek wisata Kampung Kajang di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara.

Dalam kunjungan itu, beberapa pihak yang terkait dengan kepariwisataan turut mendampingi dengan harapan masing-masing pihak dapat memberikan saran dan kritik membangun demi kemajuan bersama.

"Kalau ingin maju, mari maju bersama. Kalau ingin besar, maka besarkanlah dulu yang lain karena dengan kita membesarkan pihak lain, maka kita juga akan dapat imbasnya baik dari tamu yang datang atau dari orang yang pernah kita bantu. Ingat, rejeki sudah ada yang atur, kita hanya berusaha dan harus saling menolong sesama," katanya.

Begitu pula wisata Kampung Kajang tersebut, dengan hadirnya banyak pihak yang berkecimpung di kepariwisataan seperti dari ASITA, PHRI, Badan Promosi Pariwisata, dan lainnya, maka saran dari mereka bisa menjadi pertimbangan oleh Kampung Kajang, bahkan diharapkan ke depan para pengurus bidang kepariwisataan ini bisa bekerja sama.

Misalnya, kata dia, di Makroman, Samarinda, yang dekat dengan objek wisata Kampung Kajang ini terdapat penangkaran buaya, sehingga bisa saja ketika ASITA membawa tamu ke penangkaran buaya, agar dilanjutkan menikmati objek di Kampung Kajang sekaligus makan siang di lokasi tersebut.

Apalagi berdasarkan penuturan Suaip, salah seorang koki di Samarinda yang turut mendampingi kunjungan tersebut, makan siang yang disajikan oleh koki Kampung Kajang cukup lezat dan variatif, sehingga ia pun siap melakukan kerja sama dalam berbagai bentuk.

"Anggana sudah lama terkenal dengan wisata religi karena ada makam Raja Aji Mahkota, yakni raja dari Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang mula-mula memeluk Islam di abad ke-17. Dengan banyaknya kunjungan tersebut, maka bisa dilakukan gerakan bersama agar ketika pulang atau saat pergi, diarahkan makan dan berwisata di Kampung Kajang," ujar Syafruddin. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017