Penajam (ANTARA Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paserr Utara, Kalimantan Timur, berencana membuat cekungan atau tempat penampungan air hujan sebagai upaya mengantisipasi musibah kebakaran di daerah setempat.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Dahrul, saat ditemui di Penajam, Jumat, mengatakan instansinya akan segera membuat tempat penampungan air hujan di sejumlah wilayah yang memiliki risiko kebakaran cukup tinggi, khususnya di wilayah padat penduduk.

"Kami buat cekungan itu di wilayah pemukiman padat penduduk dan memilki risiko terjadinya kebakaran cukup tinggi, sebagai upaya antisipasi musibah kebakaran," katanya.

Menurut Andi Dahrul, pembuatan tempat penampungan air hujan tersebut diutamakan di wilayah yang berada jauh dari sumber air, sehingga memudahkan petugas pemadam kebakaran untuk mendapatkan air.

"Cekungan itu dibuat di sejumlah pemukiman warga yang jauh dari sumber air, untuk membantu petugas pemadam kebakaran dalam mengantisipasi bencana kebakaran," ujarnya.

Risiko kebakaran di wilayah Penajam Paser Utara, lanjut Andi Dahrul, cukup tinggi sehingga pembuatan tempat penampungan air hujan di sejumlah wilayah warga tersebut sangat diperlukan, karean selama ini petugas pemadam kebakaran kesulitan mendapatkan air.

"Risiko kebakaran di beberapa wilayah di Penajam Paser Utara cukuo tinggi, sementara sumber air yang bisa digunakan untuk pemadaman cukup jauh, jadi keberadaan cekungan akan membantu mengantisipasi kebakaran," jelasnya.

BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara melibatkan Unit Pelaksana Teknis Pekarjaan Umum (UPT-PU) di masing-masing kecamatan untuk membuat tempat penampungan air hujan tersebut di desa atau kelurahan yang memiliki risiko kebakaran cukup tinggi.

Andi Dahrul menjelaskan pembuatan tempat penampungan air hujan itu sebagai solusi pengganti pembangunan hidran atau instalasi pemadam kebakaran di sejumlah wilayah rawan kebakaran.

"Pembanguan hidran batal dilakukan karena terkendala dengan anggaran pemerintah kabupaten yang terus merosot, diperkirakan pembangunan hidran itu menlan biaya Rp800 juta," ucapnya.

Andi Dahrul mengimbau masyarakat dapat lebih berhati-hati saat menggunakan kompor atau peralatan elektronik, untuk menekan risiko terjadinya kebakaran di wilayah Penajam Paser Utara. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016