Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Wilayah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Rabu dinihari, diterjang angin dengan kecepatan 21 knot atau 38 kilometer per jam.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Temindung Sutrisno, Rabu sore menyatakan, hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Kota Samarinda itu berlangsung sekitar pukul 01. 00 Wita.

"Hujan disertai angin dengan kecepatan 21 knot atau jika dikonversi ke dalam hitungan kilometer per jam, kecepatan angin yang berasal dari bagian Utara Kota Samarinda itu mencapai 38 kilometer per jam, berlangsung pada Rabu dinihari sekitar pukul 01. 00 Wita" kata Sutrisno.

Dari pantauan, akibat hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Kota Samarinda tersebut, sejumlah pohon dan baliho tumbang.

Hujan deras disertai angin kencang tersebut sudah melanda wilayah Kota Samarinda sejak beberapa hari terakhir.

Sebelum hujan yang disertai angin kencang berkecepatan 21 knot melanda wilayah Kota Samarinda pada Rabu dinihari lanjut Sutrisno, pada Selasa menjelang malam (6/11) sempat terpantau adanya awan "Cumulonimbus" (Cb) atau awan pekat penyebab badai.

"Awan Komulonimbus atau awan Cb pada Selasa menjelang malam terpantau berada di sebelah Utara Kota Samarinda dan semakin malam bergerak ke arah Selatan sehingga pada Rabu dinihari, terjadi hujan lebat disertai angin kencang dengan kecepatan 21 knot," kata Sutrisno.

BMKG memprediksi, potensi peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Kota Samarinda, khususnya dan Kaltim pada umumnya, masih tetap ada.

Dari statistik data puncak hujan periode 1978 hingga 2015 kata Sutrisno tercatat, rata-rata puncak curah hujan di wilayah Kota Samarinda berada pada Desember, Januari dan Mei.

"Berdasarkan data stastik pada periode 1978 hingga 2015, puncak curah hujan untuk wilayah Kota Samarinda berada pada Desember, Januari dan Mei. Jadi, pada Desember 2016 ini memang merupakan periode puncak curah hujan hingga Januari dan Mei 2017, sehingga ada potensi peningkatan kondisi cuaca esktrim," kata Sutrisno.

BMKG kembali mengimbau warga Samarinda, khususnya yang tinggal di kawasan rawan tergenang agar tetap mewaspadai dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.

Bagi warga yang tinggal di lereng bukit, BMKG tambah Sutrisno juga mengingatkan agar waspada kemungkinan terjadinya longsor.

"Kami juga mengimbau warga yang beraktivitas di luar rumah dan jika akan terjadi hujan agar tidak berteduh di bawah pohon yang rentan ambruk sebab potensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi disertai angin kencang masih tetap ada menyusul saat ini merupakan puncak curah hujan," kata Sutrisno. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016