Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Fathul Halim mengakui, selain dipengaruhi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tingginya jumlah angkatan kerja juga dipengaruhi besarnya minat investasi di daerah itu.

"Bertambahnya jumlah angkatan kerja di Kaltim ternyata justru dipicu oleh tingginya minat investasi, baik investasi dalam maupun luar negeri," kata Fathul Halim, di Samarinda, Rabu.

Peluang itu mengundang banyak pendatang yang ingin mengadu nasib ke Kaltim. Secara langsung, hal tersebut berdampak pada tingginya angkatan kerja, katanya.

Disnakertrans Kaltim kata Fathul Halim, telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan serapan tenaga kerja diantaranya, memfasilitasi tenaga kerja melalui bursa kerja daring dan memfasilitasi penerimaan tenaga kerja melalui "Job Market Fair" (JMF).

"Selain itu, kami juga melakukan sejumlah upaya dengan peningkatan kualitas produktifitas tenaga kerja dan pencari kerja melalui pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK)," ujar Fathul Halim.

Pemprov Kaltim lanjut ia, juga terus mengupayakan berbagai program yang mendorong masuknya investasi yang bersifat padat karya dan juga memberdayakan sektor UMKM yang banyak diharapkan membuka lapangan kerja baru, khususnya bagi tenaga kerja bekas tambang batubara yang terkena PHK.

"Pada dasarnya, Pemprov Kaltim melalui instansi terkait terus berupaya menekan angka pencari kerja, sehinga tidak berdampak pada persoalan sosial lainnya," ucap Fathul Halim.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 1.717.892 orang dengan jumlah penduduk bekerja 1.581.239 orang.

Sementara tingkat pengangguran terbuka hingga Agustus 2016 sebanyak 136.653 orang atau sekitar 7,95 persen dari total jumlah angkatan kerja.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016