Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengunjungi dan melihat kegiatan penyandang disabilitas atau difabel di Rumah Kreatif Balikpapan, Jumat.
Rumah Kreatif Balikpapan merupakan mitra binaan perusahaan minyak dan gas (migas) Chevron Indonesia Company yang mengelola beberapa kerajinan batik khas motif Balikpapan dengan pewarna alami serta membuat kerajinan dari daur ulang yang bernilai jual tinggi.
Khofifah mengharapkan produk barang hasil Rumah Kreatif Balikpapan sudah harus ada pasarnya, bukan hanya memproduksi saja.
"Ini merupakan kunci untuk `survival` para penyandang disabilitas. Pada dasarnya akses mereka terhadap `skill`, akses terhadap permodalan dan pasar," kata Khofifah.
Itu semua termediasi, para penyandang difabel tersebut memiliki kemampuan mengerakan saudaranya lain, katanya.
"Jadi menurut saya Rumah Kreatif ini memberikan inspirasi bagi banyak teman-teman penyandang disabilitas untuk dapat berkreasi dan mandiri. Dan mengajak teman-temannya untuk bangkit," kata Khofifah.
Sementara itu, Community Engagement (CE) Specialist Chevron, Etty Nuzuliyanti mengatakan jumlah perajin yang bergabung dalam Rumah Kreatif Balikpapan sebanyak 30 orang dan hampir 80 persen penyandang difabel.
Rumah Kreatif Balikpapan saat ini juga sebagai tempat pertemuan para penyandang difabel.
"Pelatihan pertama di sini pada Desember 2011. Kalau manfaat langsung adalah sesuai tujuan Chevron yakni tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitar," kata Etty.
Dan dilaksanakan sesuai dengan lingkungan sekitar dan sesuai dengan "Social Investment" Chevron, katanya.
"Kita merangkul kaum difabel karena saat ini jarang ada orang atau institusi pemberdayaan sampai memiliki `knowledge` dan `skill`, kalau bantuan berupa kaki dan tangan palsu banyak," kata Etty. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Rumah Kreatif Balikpapan merupakan mitra binaan perusahaan minyak dan gas (migas) Chevron Indonesia Company yang mengelola beberapa kerajinan batik khas motif Balikpapan dengan pewarna alami serta membuat kerajinan dari daur ulang yang bernilai jual tinggi.
Khofifah mengharapkan produk barang hasil Rumah Kreatif Balikpapan sudah harus ada pasarnya, bukan hanya memproduksi saja.
"Ini merupakan kunci untuk `survival` para penyandang disabilitas. Pada dasarnya akses mereka terhadap `skill`, akses terhadap permodalan dan pasar," kata Khofifah.
Itu semua termediasi, para penyandang difabel tersebut memiliki kemampuan mengerakan saudaranya lain, katanya.
"Jadi menurut saya Rumah Kreatif ini memberikan inspirasi bagi banyak teman-teman penyandang disabilitas untuk dapat berkreasi dan mandiri. Dan mengajak teman-temannya untuk bangkit," kata Khofifah.
Sementara itu, Community Engagement (CE) Specialist Chevron, Etty Nuzuliyanti mengatakan jumlah perajin yang bergabung dalam Rumah Kreatif Balikpapan sebanyak 30 orang dan hampir 80 persen penyandang difabel.
Rumah Kreatif Balikpapan saat ini juga sebagai tempat pertemuan para penyandang difabel.
"Pelatihan pertama di sini pada Desember 2011. Kalau manfaat langsung adalah sesuai tujuan Chevron yakni tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitar," kata Etty.
Dan dilaksanakan sesuai dengan lingkungan sekitar dan sesuai dengan "Social Investment" Chevron, katanya.
"Kita merangkul kaum difabel karena saat ini jarang ada orang atau institusi pemberdayaan sampai memiliki `knowledge` dan `skill`, kalau bantuan berupa kaki dan tangan palsu banyak," kata Etty. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016