Samarinda (ANTARA Kaltim) - Tidak banyak yang mengetahui bahwa Kutai Timur (Kutim), sebagai salah satu kabupaten dengan Sumber Daya Alam (SDA) berupa batu bara terbesar di Kaltim ternyata memiliki objek wisata alam yang menarik. Yakni potensi wisata yang ada di Teluk Pandan, Teluk Lombok, Teluk Prancis dan Teluk Kaba yang terletak di Taman Nasional Kutai (TNK).
Teluk kaba, sebut Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Zain Taufik Nurrohman, dulunya merupakan pusat pengembangan habitat orang utan, monyet, rusa dan binatang khas Kalimantan lainnya. Keindahan alam berupa pohon-pohon bakau, hutan berpadang rumput, dan hutan hujan yang membuat daerah tersebut semakin kaya akan potensi alamnya yang eksotik.
“Apabila dikelola dengan maksimal maka objek-objek wisata yang potensial di Kutim tersebut akan menambah sumber-sumber pendapatan bagi daerah dan akan semakin menghidupkan perekonomian masyarakat, baik di Kutim maupun Provinsi Kaltim pada umumnya. Terlebih bidang pariwisata dan pertanian dalam arti luas menjadi program Kaltim ke depan,†sebut wakil rakyat asal daerah pemilihan Bontang, Kutim dan Berau ini.
Dalam hal ini DPRD Kaltim juga mendukung penuh terhadap segala hal yang berkaitan dengan peningkatan perekonomian masyarakat.
Namun sangat disayangkan, di balik indah dan potensialnya objek wisata di beberapa teluk di Kutim tersebut terselip persolan.
Salahnya satunya adalah minimnya promosi, sarana dan prasarana serta ada beberapa persoalan lain yang membuat potensi wisata alam di Kutim tersebut tidak berkembang dengan baik. Terkait minimnya sarana dan prasarana, ia mencontohkan untuk menjangkau Teluk Kaba harus menempuh perjalanan darat sekitar 6 kilometer dari Desa Kandolo.
Belum lagi jika musim hujan tiba, wisatawan harus waspada karena jalan akan becek dan licin.
Selain itu, persoalan masuknya daerah tersebut dalam Taman Nasional Kutai mempersulit pemerintah daerah untuk melakukan perombakan dan membangun sarana dan prasarana yang mendukung.
Kendati demikian, Zain berharap Pemkab Kutim maupun Pemprov Kaltim dapat lebih maksimal memberikan perhatian demi berkembangnya objek-objek wisata di Kutim.
Kendati memiliki banyak kekurangan saat ini telah banyak wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing datang ke Teluk Kaba dan beberapa teluk lainnya. Jumlahnya pun tiap tahun semakin bertambah.
“Inilah yang memberi semangat untuk kita. Bahwa dengan minimnya sarana dan prasarana masih ada saja wisatawan yang ingin berkunjung. Di situlah peran pemerintah dan DPRD dibutuhkan untuk berusaha dan mengupayakan pengembangan, memajukan dan memperbaiki sarana dan prasarana pendukung,†ungkapnya. (Humas DPRD Kaltim/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Teluk kaba, sebut Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Zain Taufik Nurrohman, dulunya merupakan pusat pengembangan habitat orang utan, monyet, rusa dan binatang khas Kalimantan lainnya. Keindahan alam berupa pohon-pohon bakau, hutan berpadang rumput, dan hutan hujan yang membuat daerah tersebut semakin kaya akan potensi alamnya yang eksotik.
“Apabila dikelola dengan maksimal maka objek-objek wisata yang potensial di Kutim tersebut akan menambah sumber-sumber pendapatan bagi daerah dan akan semakin menghidupkan perekonomian masyarakat, baik di Kutim maupun Provinsi Kaltim pada umumnya. Terlebih bidang pariwisata dan pertanian dalam arti luas menjadi program Kaltim ke depan,†sebut wakil rakyat asal daerah pemilihan Bontang, Kutim dan Berau ini.
Dalam hal ini DPRD Kaltim juga mendukung penuh terhadap segala hal yang berkaitan dengan peningkatan perekonomian masyarakat.
Namun sangat disayangkan, di balik indah dan potensialnya objek wisata di beberapa teluk di Kutim tersebut terselip persolan.
Salahnya satunya adalah minimnya promosi, sarana dan prasarana serta ada beberapa persoalan lain yang membuat potensi wisata alam di Kutim tersebut tidak berkembang dengan baik. Terkait minimnya sarana dan prasarana, ia mencontohkan untuk menjangkau Teluk Kaba harus menempuh perjalanan darat sekitar 6 kilometer dari Desa Kandolo.
Belum lagi jika musim hujan tiba, wisatawan harus waspada karena jalan akan becek dan licin.
Selain itu, persoalan masuknya daerah tersebut dalam Taman Nasional Kutai mempersulit pemerintah daerah untuk melakukan perombakan dan membangun sarana dan prasarana yang mendukung.
Kendati demikian, Zain berharap Pemkab Kutim maupun Pemprov Kaltim dapat lebih maksimal memberikan perhatian demi berkembangnya objek-objek wisata di Kutim.
Kendati memiliki banyak kekurangan saat ini telah banyak wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing datang ke Teluk Kaba dan beberapa teluk lainnya. Jumlahnya pun tiap tahun semakin bertambah.
“Inilah yang memberi semangat untuk kita. Bahwa dengan minimnya sarana dan prasarana masih ada saja wisatawan yang ingin berkunjung. Di situlah peran pemerintah dan DPRD dibutuhkan untuk berusaha dan mengupayakan pengembangan, memajukan dan memperbaiki sarana dan prasarana pendukung,†ungkapnya. (Humas DPRD Kaltim/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015