Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman mengkritisi rencana PT Pertamina (Persero) untuk membangun fasilitas penyimpanan atau "storage" minyak.

Rencana tersebut, termasuk pembangunan kilang minyak, dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (8/9), yang juga dihadiri Rizal Ramli.

"Kami laporkan, kemarin ada rapat bersama Presiden dan menteri-menteri. Lalu ada keinginan untuk Pertamina untuk membangun storage supaya stok operasional naik dari 18 hari ke satu bulan," katanya dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR di Jakarta, Rabu.

Rizal melanjutkan, ternyata pembangunan tempat penyimpanan minyak itu diprediksi memerlukan biaya 2,4 miliar dolar AS.

Namun, kata dia, Pesiden dan para menteri memutuskan, proyek tersebut bukan prioritas lantaran pasokan minyak yang setengahnya diimpor itu tidak seharusnya memberatkan keuangan perseroan.

"Kita membeli setengah juta barel minyak mentah setiap hari, membeli setengah juta finished oil setiap hari, ngapain kita bikin storage? Siapa yang jual barang ke Indonesia, mereka yang (harus) bikin storage-nya," katanya.

Rizal mengusulkan, agar pembangunan tempat penyimpanan minyak bisa dilakukan oleh pihak yang mengimpor minyak ke Indonesia.

"Atau diatur supaya kita cuma bayar biaya aksesnya," katanya.

Menurut dia, dengan demikian, pengeluaran Pertamina bisa dihemat 2,4 miliar dolar.

Sebelumnya, dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi, Selasa (8/9), kepala negara mengarahkan agar hingga tahun depan segera disiapkan pembangunan kilang dan tempat penyimpanan minyak.

Persiapan pembangunan kilang dan tempat penyimpanan minyak itu dilakukan agar pemerintah sudah memiliki fasilitas yang memadai pada 2018.

Kementerian ESDM sendiri menyatakan peraturan presiden (Perpres) terkait kilang minyak akan segera diterbitkan untuk mempercepat dan terintegrasi kilang nasional.

Rencananya kementerian yang dipimpin Sudirman Said itu akan merevitalisasi empat kilang agar bisa kapasitasnya bisa meningkat dari 1,5 juta barel per hari dari 850 ribu barel per hari serta membangun dua kilang minyak baru berkapasitas masing-masing 300 ribu barel per hari.

Sebelumnya, Rizal Ramli juga mengkritisi rencana Garuda yang akan membeli banyak pesawat serta program listrik 35.000 MW. (*)

Pewarta: Ade Irma Junida

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015