Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur Mawardi B.H Ritonga memperkirakan harga batu bara di tingkat dunia sepanjang tahun 2015 kembali mengalami penurunan sampai pada kisaran 50-60 dolar Amerika Serikat per ton.

"Adanya penurunan ini tentu saja membuat sejumlah perusahaan tambang di Kaltim tidak bisa memproduksi batu bara dalam jumlah besar, kecuali bagi perusahaan yang sudah terikat kontrak dan memiliki pasar tetap," ujar Mawardi di Samarinda, Jumat.

Penurunan harga itu karena sejumlah negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor batu bara dari Kaltim melakukan pembatasan impor, seperti Tiongkok yang melakukan kebijakan pengelolaan industri berbasis ramah lingkungan.

Akibat kebijakan itu, lanjut Mawardi, banyak pelaku industri yang sebelumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, kini sudah tidak lagi karena lebih cenderung menggunakan bahan bakar alternatif dan dapat diperbarui, seperti biodiesel, biofuel, tenaga matahari, hidrogen, dan lainnya.

Pemanfaatan sumber energi alternatif itu membuat batu bara dari Indonesia semakin berkurang peminatnya, termasuk batu bara dari Kaltim yang produksinya mencapai 59 persen dari total produksi batu bara secara nasional.

Pada 2014, tambah Mawardi, produksi batu bara di Kaltim mencapai 271 juta ton dengan hasil yang diperoleh mencapai 13 miliar dolar AS.

Secara umum, ia menilai perekonomian Kaltim selama 2014 dari sektor pertambangan baik migas maupun nonmigas sudah mengalami kontraksi, tetapi kinerja dari sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan transportasi masih tumbuh positif, sehingga mampu menjaga stabilitas ekonomi Kaltim tetap baik.

Kondisi tersebut mengharuskan Kaltim segera mendorong transformasi perekonomian, yakni dari yang sebelumnya mengandalkan SDA berupa penambangan, harus beralih ke sektor industri pertanian dan sektor lain yang dapat diperbarui.

"Selama ini ketergantungan Kaltim terhadap sektor pertambangan sangat tinggi yakni mencapai 50 persen, sementara 50 persen lainnya disumbangkan oleh banyak sektor seperti jasa, transportasi, pertanian, dan lainnya," katanya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015