PT Pegadaian Kantor Wilayah IV Balikpapan mendorong digitalisasi bank sampah binaannya  di seluruh Kalimantan sebagai bagian dari program “meng-Emaskan sampah” melalui produk Tabungan Emas.

Langkah ini disampaikan Deputi Operasional Pegadaian Kanwil IV Balikpapan, Ramdiyah, saat membuka Konsolidasi Bank Sampah Binaan di Aula Pegadaian, Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan, Kamis (14/8).

“Dengan digitalisasi, semakin banyak masyarakat tahu peran penting bank sampah, termasuk program Pegadaian meng-Emaskan sampah,” kata Ramdiyah.

Ia menjelaskan, program ini memungkinkan warga menabung emas dari hasil penjualan sampah yang telah dipilah. Sampah dijual ke bank sampah binaan Pegadaian, dan hasilnya langsung masuk ke rekening Tabungan Emas nasabah.

Menurutnya, inisiatif ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga mendorong pelestarian lingkungan. Edukasi digital melalui media sosial dan situs web dinilai penting agar layanan bank sampah menjangkau masyarakat lebih luas dan inklusif.

“Program ini sederhana, tapi berdampak. Sampah yang dikelola dengan baik bisa menjadi aset jangka panjang bagi masyarakat,” ujarnya.

Konsolidasi dihadiri pengurus bank sampah binaan dari berbagai daerah di Kalimantan. Forum ini menjadi ajang berbagi praktik baik, tantangan lapangan, serta strategi penguatan kapasitas bank sampah.

Wakil Ketua Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (Forsepsi), Syaifudin Zuhri, menyebut program ini sebagai bukti bahwa sampah dapat menjadi sumber daya.

“Di Surabaya, bank sampah binaan Pegadaian telah menghimpun total satu kilogram emas dari hasil penjualan sampah yang ditabung nasabah,” ungkapnya.

Ia optimistis bank sampah di wilayah lain mampu mencatat pencapaian yang lebih besar, seiring penguatan jaringan dan dukungan digitalisasi dari Pegadaian. 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025