Penajam (ANTARA Kaltim) - Nelayan mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar di Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Alwi, salah seorang nelayan Penajam Paser Utara di Penajam, Senin, mengatakan lebih 80 nelayan di daerah itu masing-masing membutuhkan sedikitnya 30 liter solar per hari dan diperkirakan kebutuhan solar masing-masing nelayan 70 ribu liter per bulan sementara solar yang disuplai ke SPDN hanya 30 ribu liter per bulan.

"Suplai solar ke SPDN hanya 30 ribu liter per bulan, sementara kebutuhan untuk para nelayan mencapai 70 ribu liter per bulan," ungkap Alwi.

Untuk mencukupi kekurangan solar tersebut, kata Alwi, para nelayan terpaksa membeli solar di tingkat pengecer dengan harga yang lebih mahal, yakni Rp9 ribu per liter.

"Untuk memenuhi kekurangan itu, kami terpaksa membeli solar di pengecer karena stasiun pengisian bahan bakar minyak umum (SPBU) tidak mau melayani nelayan, dengan alasan SPBU dilarang melayani pembeli yang menggunakan jerigen," katanya.

Padahal, katanya, harga BBM saat ini sudah naik tetapi masih tetap kesulitan mendapatkan solar. Pembelian di SPBU baru diakomodir, tetapi harus pakai mobil sementara nelayan ada yang tidak punya mobil.

Para nelayan di Penajam Paser Utara, kata dia, merasa kecewa sebab harga solar sudah naik tetapi mereka tetap kesulitan mendapatkan bahan bakar tersebut.

Ia berharap, pemerintah dapat mengatasi kesulitan nelayan mendapatkan BBM tersebut dengan menambah kuota solar di SPDN Penajam.

"Keluhan ini sudah kami sampaikan ke pihak SPDN, tetapi mereka hanya bisa berjanji akan meneruskan keluhan nelayan ke Dinas Keluatan dan Perikanan untuk membahas kekurangan kuota solar itu. Jelas, kami sangat kecewa sebab kami tidak bisa maksimal melaut untuk mencari nafkah bagi keluarga apalagi karena keterbatasn BBM," ungkap Alwi.    (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014