Samarinda (ANTARA Kaltim) - Warga sejumlah desa di Kabupaten Paser, memanfaatkan energi biogas untuk memenuhi kebutuhan listrik maupun gas untuk memasak, sehingga mereka tidak tergantung dari PLN.
"Sejak 2006 hingga 2014 Kabupaten Paser mendapat bantuan 79 unit peralatan biogas dari pemerintah pusat, pemprov dan Pemkab sehingga mereka mampu mencukupi kebutuhan energi," ujar Kabid Perbibitan dan Budidaya, Dinas Peternakan Provinsi Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Senin.
Ia mengatakan bantuan peralatan biogas sebanyak 79 unit itu tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Paser, seperti Paser Belengkong, Long Kali, Long Ikis, Batu Engau, dan Kecamatan Kuaro,
Di antara warga yang telah memanfaatkan biogas,tiga diantaranya di Desa Mendik, Kecamatan Long Kali yang memanfaatkan biogas bertipe fiber glass. Sedangkan beberapa desa di Kecamatan Paser Belengkong memanfaatkan biogas bertipe plastik.
Dia mengatakan Satu paket peralatan biogas bantuan pemerintah kepada warga desa, terdiri dari instalasi pengolahan, dua lampu, mata kompor, dan satu alat memasak nasi.
Mereka yang telah menerima peralatan biogas tersebut, sebelumnya harus mendapat pelatihan dari Dinas Peternakan Kaltim agar mengetahui cara pemanfaatannya dan perawatannya.
Perawatan peralatan biogas, kata dia, tidak sulit karena komponen yang terkandung di dalamnya cukup sederhana dan tidak terlalu teknis, sehingga hambatan yang terjadi saat pengoperasian, paling cuma selang aliran gas yang buntu, sedangkan untuk memperbaiki kebuntuan pada selang cukup mudah.
"Warga desa yang mendapat bantuan peralatan biogas adalah yang memelihara sapi atau kerbau, karena bahan utama untuk menghasilkan biogas adalah dari kotoran hewan, sehingga semua penerima harus memiliki kepastian mendapat kohe setiap hari," ujarnya.
Sejumlah desa tersebut, kata dia, tidak lagi mengeluh karena belum menikmati listrik PLN, karena warga desa sudah mampu mandiri dalam mencukupi kebutuhan energi gas dan listrik.
"Pola mengkonfersi kotoran hewan menjadi energi alternatif merupakan cara cerdas dan ramah lingkungan. Bahkan biaya yang digunakan relatif murah," katanya.
Dengan memanfaatkan teknoogi ini, kata dia, kotoran hewan bisa diubah menjadi gas untuk memasak dan memenuhi kebutuhan energi listrik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Sejak 2006 hingga 2014 Kabupaten Paser mendapat bantuan 79 unit peralatan biogas dari pemerintah pusat, pemprov dan Pemkab sehingga mereka mampu mencukupi kebutuhan energi," ujar Kabid Perbibitan dan Budidaya, Dinas Peternakan Provinsi Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Senin.
Ia mengatakan bantuan peralatan biogas sebanyak 79 unit itu tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Paser, seperti Paser Belengkong, Long Kali, Long Ikis, Batu Engau, dan Kecamatan Kuaro,
Di antara warga yang telah memanfaatkan biogas,tiga diantaranya di Desa Mendik, Kecamatan Long Kali yang memanfaatkan biogas bertipe fiber glass. Sedangkan beberapa desa di Kecamatan Paser Belengkong memanfaatkan biogas bertipe plastik.
Dia mengatakan Satu paket peralatan biogas bantuan pemerintah kepada warga desa, terdiri dari instalasi pengolahan, dua lampu, mata kompor, dan satu alat memasak nasi.
Mereka yang telah menerima peralatan biogas tersebut, sebelumnya harus mendapat pelatihan dari Dinas Peternakan Kaltim agar mengetahui cara pemanfaatannya dan perawatannya.
Perawatan peralatan biogas, kata dia, tidak sulit karena komponen yang terkandung di dalamnya cukup sederhana dan tidak terlalu teknis, sehingga hambatan yang terjadi saat pengoperasian, paling cuma selang aliran gas yang buntu, sedangkan untuk memperbaiki kebuntuan pada selang cukup mudah.
"Warga desa yang mendapat bantuan peralatan biogas adalah yang memelihara sapi atau kerbau, karena bahan utama untuk menghasilkan biogas adalah dari kotoran hewan, sehingga semua penerima harus memiliki kepastian mendapat kohe setiap hari," ujarnya.
Sejumlah desa tersebut, kata dia, tidak lagi mengeluh karena belum menikmati listrik PLN, karena warga desa sudah mampu mandiri dalam mencukupi kebutuhan energi gas dan listrik.
"Pola mengkonfersi kotoran hewan menjadi energi alternatif merupakan cara cerdas dan ramah lingkungan. Bahkan biaya yang digunakan relatif murah," katanya.
Dengan memanfaatkan teknoogi ini, kata dia, kotoran hewan bisa diubah menjadi gas untuk memasak dan memenuhi kebutuhan energi listrik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014