Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Manggar, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, akan melakukan penggiliran produksi dan distribusi air bersih bagi sekitar 82.000 pelanggan menyusul menyusutnya air waduk sebagai bahan baku.
"Bila tidak turun hujan yang mampu menambah persediaan air Waduk Manggar, kami terpaksa melakukan penggiliran pelayanan distribusi. Hal ini mengingat 40 persen pelayanan pelanggan kini sudah terganggu," kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manggar, M Soufan, di Balikpapan, Jumat.
Diakui bahwa pembatasan produksi air itu sebagai dampak dari kemarau panjang yang melanda wilayah Balikpapan dan sekitarnya. Dalam dua bulan tiada hujan menyebabkan persediaan air di Waduk Manggar sebagai sumber air baku menipis.
PDAM merencanakan menggilir produksi air bersih pada dua instalasi miliknya, yaitu Instalasi Pengolah Air (IPA) Km 8 dan IPA Kampung Damai.
"Bila IPA Km 8 beroperasi, yang di Kampung Damai off. Begitu pula sebaliknya," jelas Soufan.
Mulai Senin (13/10), IPA Km 8 beroperasi selama 3 hari, lalu gantian IPA Kampung Damai yang beroperasi untuk 4 hari.
Pada saat normal, total produksi air bersih dari kedua IPA adalah 1.200 liter air bersih per detik. Untuk mencapai produksi itu, selain mengambil air baku dari Waduk Manggar, PDAM juga menambah pasokan dari 21 sumur dalam yang dimilikinya. Bila tanpa air baku dari Waduk Manggar, atau hanya dari sumur dalam, kapasitas PDAM tinggal 300 liter per detik.
Waduk Manggar adalah sumber bagi air baku untuk produksi air bersih PDAM Balikpapan. Kini ketinggian air di Waduk Manggar tinggal 5 meter pada skala yang tertera di tiang pengukur di mana ada pipa isap (intake) air baku.
Menurut Soufan, dengan ketinggian 5 meter itu, volume air di waduk seluas 500 hektare tersebut mencapai 3 juta meter kubik. Bila diproduksikan secara normal, yaitu pada kapasitas 1.200 liter per detik dan tanpa tambahan air hujan, air 3 juta meter kubik itu akan habis dalam 40 hari ke depan.
"Bila bisa berhemat dengan cara seperti tadi, kita akan mampu bertahan sampai akhir tahun saat musim hujan sudah tiba," terang Soufan.
Meskipun namanya Waduk Manggar, yang identik dengan kawasan pantai dan kelurahan di timur Balikpapan, jalan terdekat untuk mendatangi waduk ini justru dari Karang Joang, Balikpapan Utara, dari muara jalannya di Km 12 Jalan Soekarno-Hatta.
Di bagian utara ini juga ada Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM) yang menjadi daerah tangkapan dan resapan air bagi hulu Sungai Manggar. Mulai dari hutan lindung, mata air dan hulu sungai Manggar, waduk, dan alirannya ke muara di Selat Makassar, membentuk ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Manggar.
Di musim hujan dan waduk penuh, waduk memiliki daya tampung hingga 14 juta kubik air dan cukup untuk produksi 6 bulan air bersih. Agar tidak menggerogoti daya tahan bendungan, kelebihan air dilimpaskan melalui spill way (saluran pelimpas) kembali ke Sungai Manggar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Bila tidak turun hujan yang mampu menambah persediaan air Waduk Manggar, kami terpaksa melakukan penggiliran pelayanan distribusi. Hal ini mengingat 40 persen pelayanan pelanggan kini sudah terganggu," kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manggar, M Soufan, di Balikpapan, Jumat.
Diakui bahwa pembatasan produksi air itu sebagai dampak dari kemarau panjang yang melanda wilayah Balikpapan dan sekitarnya. Dalam dua bulan tiada hujan menyebabkan persediaan air di Waduk Manggar sebagai sumber air baku menipis.
PDAM merencanakan menggilir produksi air bersih pada dua instalasi miliknya, yaitu Instalasi Pengolah Air (IPA) Km 8 dan IPA Kampung Damai.
"Bila IPA Km 8 beroperasi, yang di Kampung Damai off. Begitu pula sebaliknya," jelas Soufan.
Mulai Senin (13/10), IPA Km 8 beroperasi selama 3 hari, lalu gantian IPA Kampung Damai yang beroperasi untuk 4 hari.
Pada saat normal, total produksi air bersih dari kedua IPA adalah 1.200 liter air bersih per detik. Untuk mencapai produksi itu, selain mengambil air baku dari Waduk Manggar, PDAM juga menambah pasokan dari 21 sumur dalam yang dimilikinya. Bila tanpa air baku dari Waduk Manggar, atau hanya dari sumur dalam, kapasitas PDAM tinggal 300 liter per detik.
Waduk Manggar adalah sumber bagi air baku untuk produksi air bersih PDAM Balikpapan. Kini ketinggian air di Waduk Manggar tinggal 5 meter pada skala yang tertera di tiang pengukur di mana ada pipa isap (intake) air baku.
Menurut Soufan, dengan ketinggian 5 meter itu, volume air di waduk seluas 500 hektare tersebut mencapai 3 juta meter kubik. Bila diproduksikan secara normal, yaitu pada kapasitas 1.200 liter per detik dan tanpa tambahan air hujan, air 3 juta meter kubik itu akan habis dalam 40 hari ke depan.
"Bila bisa berhemat dengan cara seperti tadi, kita akan mampu bertahan sampai akhir tahun saat musim hujan sudah tiba," terang Soufan.
Meskipun namanya Waduk Manggar, yang identik dengan kawasan pantai dan kelurahan di timur Balikpapan, jalan terdekat untuk mendatangi waduk ini justru dari Karang Joang, Balikpapan Utara, dari muara jalannya di Km 12 Jalan Soekarno-Hatta.
Di bagian utara ini juga ada Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM) yang menjadi daerah tangkapan dan resapan air bagi hulu Sungai Manggar. Mulai dari hutan lindung, mata air dan hulu sungai Manggar, waduk, dan alirannya ke muara di Selat Makassar, membentuk ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Manggar.
Di musim hujan dan waduk penuh, waduk memiliki daya tampung hingga 14 juta kubik air dan cukup untuk produksi 6 bulan air bersih. Agar tidak menggerogoti daya tahan bendungan, kelebihan air dilimpaskan melalui spill way (saluran pelimpas) kembali ke Sungai Manggar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014