Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemprov Kaltim melalui instansi terkait akan memperbaiki penyusunan data Kurikulum 2013, mulai dari monitoring dan evaluasi, guru yang sudah mengikuti pelatihan, sekolah percontohan, hingga sekolah penerima buku paket.
"Semua data tersebut akan kami tuntaskan secara bertahap karena kami ingin menerapkan "one data one map". Semua harus sadar betapa pentingnya data," ujar Kepala Bidang Pembinaan SMP dan SMA Dinas Pendidikan Kaltim Deslan Nispayani di Samarinda, Rabu.
Keberadaan data sangat penting karena sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan ke depan, termasuk untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh masing-masing apratur.
Sedangkan untuk tahap awal, sebagai acuan di bidang SMP dan SMA yang baru saja dia duduk di jabatan itu, maka program untuk dua bulan ke depan adalah data mengenai sistem monitoring dan evaluasi (monev) terkait penerapan Kurikulum 2013.
Perbaikan data selanjutnya akan merembet pada jumlah guru yang telah mengikuti pelatihan kurikulum baik yang dilakukan langsung oleh Kemendikbud, oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim, maupun yang digelar oleh dinas pendidikan di kabupaten dan kota.
Selanjutnya data mengenai jumlah sekolah penerima buku. Hal ini sangat penting supaya kelak tidak ada penyaluran buku secara ganda yang dapat menghambat pada sekolah lain yang juga harus segera menerima bantuan buku paket.
Setelah data mengenai kurikulum baru selesai, maka tinggal melakukan perbaikan maupun menambahan tiap tahun, selanjutnya melakukan pendataan terhadap hal-hal lain yang terkait dalam pembinaan SMP dan SMA.
"Meskipun kami fokus pada perbaikan data, tetapi bukan berarti melupakan tugas lain. Pekerjaan utama sebagai pelayanan pendidikan tetap berjalan, sedangkan upaya menuju "one data one map" itu merupakan tugas tambahan," katanya.
Pihaknya akan terus melakukan pendataan serapi mungkin, misalnya terkait jumlah guru per kabupaten kota baik yang sudah bersertifikasi atau belun, sudah sarjana atau belum, jumlah sekolah dan kaitannya, seperti sekolah dalam keadaan baik, rusak berat, rusak sedang dan lainnya.
Termasuk melihat jumlah guru di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Hal ini juga penting karena berkaitan dengan penyebaran maupun pemerataan guru agar tidak menumpuk di perkotaan, sedangakan di perdesaan justru masih kekuarangan guru. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Semua data tersebut akan kami tuntaskan secara bertahap karena kami ingin menerapkan "one data one map". Semua harus sadar betapa pentingnya data," ujar Kepala Bidang Pembinaan SMP dan SMA Dinas Pendidikan Kaltim Deslan Nispayani di Samarinda, Rabu.
Keberadaan data sangat penting karena sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan ke depan, termasuk untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh masing-masing apratur.
Sedangkan untuk tahap awal, sebagai acuan di bidang SMP dan SMA yang baru saja dia duduk di jabatan itu, maka program untuk dua bulan ke depan adalah data mengenai sistem monitoring dan evaluasi (monev) terkait penerapan Kurikulum 2013.
Perbaikan data selanjutnya akan merembet pada jumlah guru yang telah mengikuti pelatihan kurikulum baik yang dilakukan langsung oleh Kemendikbud, oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim, maupun yang digelar oleh dinas pendidikan di kabupaten dan kota.
Selanjutnya data mengenai jumlah sekolah penerima buku. Hal ini sangat penting supaya kelak tidak ada penyaluran buku secara ganda yang dapat menghambat pada sekolah lain yang juga harus segera menerima bantuan buku paket.
Setelah data mengenai kurikulum baru selesai, maka tinggal melakukan perbaikan maupun menambahan tiap tahun, selanjutnya melakukan pendataan terhadap hal-hal lain yang terkait dalam pembinaan SMP dan SMA.
"Meskipun kami fokus pada perbaikan data, tetapi bukan berarti melupakan tugas lain. Pekerjaan utama sebagai pelayanan pendidikan tetap berjalan, sedangkan upaya menuju "one data one map" itu merupakan tugas tambahan," katanya.
Pihaknya akan terus melakukan pendataan serapi mungkin, misalnya terkait jumlah guru per kabupaten kota baik yang sudah bersertifikasi atau belun, sudah sarjana atau belum, jumlah sekolah dan kaitannya, seperti sekolah dalam keadaan baik, rusak berat, rusak sedang dan lainnya.
Termasuk melihat jumlah guru di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Hal ini juga penting karena berkaitan dengan penyebaran maupun pemerataan guru agar tidak menumpuk di perkotaan, sedangakan di perdesaan justru masih kekuarangan guru. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014