Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Akmal Malik meminta perusahaan migas dan Pertamina untuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di daerah pesisir, salah satunya di Kabupaten Berau.

Akmal Malik di Berau, Kamis, mengatakan kesulitan para nelayan selama ini adalah bahan bakar. Bahan bakar hanya bisa mereka dapatkan dengan harga cukup mahal sekitar Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per liter.

"Dengan adanya SPBN ini, nelayan bisa mendapatkan bahan bakar dengan harga standar Rp6.800 per liter," kata Akmal di sela peninjauan SPBN Biduk-Biduk, Berau.

Ia mengatakan jumlah nelayan Biduk-Biduk diperkirakan mencapai 6.000 orang. Estimasi kebutuhan bahan bakar para nelayan sekitar 360 kiloliter (kl). Saat ini baru terpenuhi 160 kl, sehingga masih terdapat kekurangan sekitar 200 kl.

Dalam rangka pemerataan, Pemprov Kaltim merekomendasikan untuk dibangun SPBN di lokasi-lokasi lainnya.

Menurut Akmal, Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) akan membutuhkan ketersediaan pangan yang besar, termasuk dari laut.

"IKN pasti membutuhkan pangan yang besar, termasuk dari laut. Oleh karena itu, kita harus memberi ruang agar nelayan-nelayan kita bisa melaut dengan tenang, bisa melaut dengan kapal yang bagus dan bahan bakar tersedia, sehingga produktivitas mereka juga meningkat," ujarnya.

Akmal juga berharap pemerintah bisa segera memenuhi kebutuhan bahan bakar nelayan setempat.

Pada kesempatan itu, Akmal Malik juga menyerahkan bantuan Pemprov Kaltim kepada Pemkab Berau berupa mesin ketinting ukuran 10 PK untuk 14 orang dari Kelompok Nelayan Cahaya Laut secara simbolis.

Selain itu, juga diserahkan bantuan jogging track dan pembatas jarak bangunan masyarakat dan bibir pantai agar bangunan tak menghalangi pandangan ke laut. Panjang bangunan 200 meter dan lebar 2 meter dengan nilai bantuan sebesar Rp525 juta.

Akmal Malik juga meninjau bangunan pemecah ombak di Biduk-Biduk yang dibangun menggunakan APBD Provinsi Kaltim.
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024