Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat  menargetkan sebanyak 14.000 orang menjalani pemeriksaan atau skrining test human papillomavirus (HPV) Asam deoksiribonukleat (DNA).

"Target itu untuk tahun 2024, sasarannya adalah usia produktif," kata Kepala Dinas Kesehatan dr. Andi Sri Juliarty, Jumat (2/2) di Balikpapan

Ia menjelaskan pemeriksaan HPV DNA Genotyping adalah prosedur tes berbasis molekuler yang bertujuan untuk mencari atau mengetahui adanya tanda-tanda infeksi HPV.

Lanjutnya pemeriksaan tersebut diutamakan untuk mendeteksi jenis (strain) dari Human Papillomavirus (HPV) yang berisiko tinggi (high-risk strains of HPV) menimbulkan kanker serviks.

"Pemeriksaan ini sebagai langkah pencegahan dini kanker serviks,".kata Sri Juliary.

Adapun prosedurnya yaitu pemeriksaan melalui pengambilan spesimen urine serta Polymerase chain reaction test atau tes PCR yakni prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari suatu bakteri atau virus.

Pemeriksaan PCR adalah prosedur yang kerap dilakukan untuk membantu mendiagnosis berbagai penyakit.

Menurut Sri Juliary pemeriksaan skrining test HPV DNA di Kota Balikpapan mulai efektif berjalan pada Januari 2024. Saat itu dilaunching bersamaan dengan Hari Kesehatan Nasional (HKN), dan layanan dibuka setiap hari di puskesmas.

Adapun bagi mereka yang berusia produktif dan ingin melakukan pemeriksaan HPV DNA , tentunya harus memenuhi  persyaratan yaitu perempuan yang berstatus sudah menikah, sedang tidak haid, serta KTP berdomisili Balikpapan.

Sri Juliary menjelaskan puskesmas membuka pelayanan setiap hari  dibatasi hanya 15 pasien,sebab ada keterbatasan kuota dalam pelayanan pemeriksaan tersebut.

Keterbatasan itu karena masih minimnya media penyimpanan sampel lantaran penunjang pemeriksaan skrining test serviks yang masih mengandalkan alat mesin PCR.

"Kemampuan alat PCR setiap penggunaan memiliki batas, alhasil dalam satu pekan hanya mampu memeriksa 384 sampel,"katanya.

Sri Juliary menuturkan bila hasil pemeriksaan itu ada ditemukan yang positif, maka mereka harus menjalani pemeriksaan dirujuk ke spesialis dengan pemeriksaan metode pap smear.

"Hasil positif itu menunjukkan bahwa ada virus-nya, tapi positif dalam pemeriksaan tersebut belum pasti dia kanker. Maka harus dirujuk ke spesialis untuk menentukan apakah benar ada kanker atau tidak," ujarnya.

Sri Juliary  menambahkan Pap smear adalah mengambil sampel sel di leher rahim yang akan diteliti di laboratorium untuk mengetahui keberadaan sel kanker atau prakanker. Selain mendeteksi kanker, pap smear juga digunakan untuk mengetahui peradangan atau infeksi pada organ serviks. (Adv)

Pewarta: Muhammad Solih Januar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024