Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin mengungkapkan angka bayi yang menerima air susu ibu (ASI) eksklusif, atau bayi di bawah usia enam bulan di wilayah Kaltim mencapai 66 persen.
“Kami bersyukur trend pemberian asi eksklusif di Kaltim terus mengalami peningkatan tiap tahun, dan berdasarkan data tahun 2023 angkanya sudah di atas 66 persen,” kata Jaya di Samarinda, Jumat.
Jaya mengingatkan kepada kaum perempuan bahwa pemberian ASI selama enam bulan pertama merupakan salah satu upaya untuk mencegah bayi stunting, atau masalah kurang gizi kronis pada anak.
ASI telah terbukti mengandung semua nutrisi esensial yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal, termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan zat kekebalan tubuh yang melindungi bayi dari penyakit.
"Pemberian ASI eksklusif menjadi alat efektif dalam menekan angka stunting," kata Jaya.
Pada sisi lain, katanya, inisiasi menyusui dini di Kaltim mencapai lebih dari 81 persen. Hal ini menandakan bahwa ibu hamil di Kaltim secara umum melaksanakan praktik menyusui setelah proses melahirkan.
Ia juga mencatat bahwa kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menyumbang sebesar 18,5 persen terhadap kasus stunting.
Menurutnya, penurunan angka stunting menjadi target nasional di bawah 18 persen tahun ini, dengan proyeksi mencapai 14 persen pada akhir 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
“Kami bersyukur trend pemberian asi eksklusif di Kaltim terus mengalami peningkatan tiap tahun, dan berdasarkan data tahun 2023 angkanya sudah di atas 66 persen,” kata Jaya di Samarinda, Jumat.
Jaya mengingatkan kepada kaum perempuan bahwa pemberian ASI selama enam bulan pertama merupakan salah satu upaya untuk mencegah bayi stunting, atau masalah kurang gizi kronis pada anak.
ASI telah terbukti mengandung semua nutrisi esensial yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal, termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan zat kekebalan tubuh yang melindungi bayi dari penyakit.
"Pemberian ASI eksklusif menjadi alat efektif dalam menekan angka stunting," kata Jaya.
Pada sisi lain, katanya, inisiasi menyusui dini di Kaltim mencapai lebih dari 81 persen. Hal ini menandakan bahwa ibu hamil di Kaltim secara umum melaksanakan praktik menyusui setelah proses melahirkan.
Ia juga mencatat bahwa kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menyumbang sebesar 18,5 persen terhadap kasus stunting.
Menurutnya, penurunan angka stunting menjadi target nasional di bawah 18 persen tahun ini, dengan proyeksi mencapai 14 persen pada akhir 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024