Samarinda (ANTARA Kaltim)- Keberhasilan pembangunan pendidikan di Kaltim dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat dari indikator pembangunan sektor pendidikan, yaitu capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan.
Sama halnya dengan APK/APM SD/MI dan SMP/MTs yang terus meningkat, APK/APM untuk SMA/SMK/MA yang menjadi jenjang pendidikan terakhir untuk program Wajib Belajar 12 Tahun juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jika pada 2012 realisasi APK untuk SMA/SMK/MA 86,26 persen dari target 95 persen, maka pada 2013 capaiannya sebesar 87,51 persen dari target 95 persen.
Sedangkan untuk APM SMA/SMK/MA, pada 2012 ditargetkan sebesar 90 persen dan realisasi 75,62 persen. Realisasi pada 2013 adalah 76,49 persen dari target 90 persen. Berdasarkan data Disdik Kaltim pada 2013 jumlah siswa SMA/SMK/MA di Kaltim sebesar 147.938 orang. Sedangkan jumlah sekolah mencapai 547 unit, yang terdiri dari ruang kelas sebanyak 4.507 ruangan.
Dengan rincian 3.865 ruang dengan kondisi baik, 489 (rusak ringan), dan 153 (rusak berat) dan ruang kelas bukan milik sebanyak 171 ruang, yang tersebar di Samarinda (84 ruang), Bontang (11 ruang), Balikpapan (enam ruang), Paser (empat ruang), Kutai Kartanegara (30 ruang), Bulungan (satu ruang), Nunukan (20 ruang), Kutai Timur (13 ruang), Kutai Barat (satu ruang) dan Malinau (satu ruang).
Sedangkan jumlah guru yang mengajar di SMA/SMK/MA totalnya 12.808 orang, dengan rincian yang sudah mendapatkan sertifikasi 3.473 orang (27,12 persen) dan 9.335 orang (72,88 persen) yang belum mendapatkan sertifikasi.
Sementara itu, tingkat kelulusan dan jumlah peserta ujian nasional (UN) pada jenjang SMA/SMK/MA terjadi penurunan, jika pada 2012 kelulusan sebesar 99,60 persen dari jumlah peserta ujian nasional (UN) di Kaltim sebanyak 60.332 orang. Sedangkan pada 2013, jumlah peserta 43.308 orang dan tingkat kelulusan 99,47 persen atau menurun 0,13 persen dari tahun sebelumnya.
Angka Buta Aksara dan Melek Huruf
Dalam kurun waktu satu dekade terakhir Pemprov melalui Dinas Pendidikan (Disdik) dan instansi terkait lainnya terus melakukan sejumlah program dan terobosan dalam upaya menurunkan angka buta aksara dan meningkatkan angka melek huruf di Kaltim. Bahkan keduanya menjadi program prioritas dalam rangka pencapaian target MDG’s (Millenium Development Goal’s) di Kaltim.
Program dan terobosan yang dilakukan Disdik Kaltim untuk mengurangi angka buta aksara dan peningkatan angka melek huruf diantaranya melalui program pengembangan pendidikan non formal dan informal, serta melalui kegiatan pengembangan pendidikan keaksaraan.
Melalui kegiatan tersebut, terjadi penurunan angka buta aksara dan peningkatan angka melek huruf di Kaltim. Berdasarkan data di Disdik Kaltim, pada 2012 tercatat masih ada sebanyak 57.905 orang buta aksara di Kaltim dan dan selama kurun waktu satu tahun (2012) Disdik berhasil mengurangi 10.040 orang sehingga berkurang dari 2,35 persen menjadi 1,94 persen atau masih tersisa 47.865 orang.
Sedangkan penurunan angka buta aksara pada 2013, yakni 3.500 orang dari jumlah keseluruhan angka buta aksara pada awal 2013 sebanyak 47.865 orang. Pada akhir 2013 angka buta aksara menjadi 44.365 orang atau 1,8 persen dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencapai 2.466.277 orang. Dengan demikian, angka melek huruf di Kaltim sebanyak 2.421.912 jiwa atau 98,20 persen.
Pada 2013 angka buta aksara Kaltim tertinggi di Kabupaten Malinau dengan angka buta aksara 8,22 persen atau 3.390 orang. Sedangkan angka buta aksara yang paling kecil di Kota Balikpapan, yaitu 0,84 persen atau 3.332 orang.
Pada 2013 angka melek huruf di Kaltim tertinggi berada di Kabupaten Paser dengan jumlah angka melek huruf 99,76 persen atau 158.173 orang sedangkan jumlah angka melek huruf yang paling kecil di Malinau, yaitu sebesar 91,78 persen atau 37.846 orang.
Dengan sejumlah upaya dan terobosan yang dilakukan Kaltim, terbukti pada 22 Mei 2013 Pemprov melalui Disdik Kaltim mendapat penghargaan capaian target PUS (Pendidikan Untuk Semua) dengan menempati peringkat kelima nasional dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tentu saja hal ini merupakan kemajuan yang baik, khususnya di Kaltim, dimana sesuai dengan Instrusksi Presiden Nomor 3/2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, sehingga harus dipastikan percepatan pencapaian sasaran MDG’s sesuai dengan target yang telah ditetapkan di dalam RAD (Rencana Aksi Daerah) MDG’s Provinsi.
Sesuai RAD MDG’s yang dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kaltim penurunan angka buta aksara merupakan prioritas. Dalam hal ini, Disdik Kaltim terus berupaya untuk menekan angka buta huruf, dimana pada 2012 telah mengalokasikan anggaran pada kegiatan pengembangan pendidikan keaksaraan Rp6 miliar dan 2013 sekitar Rp5 miliar. (Humas Prov Kaltim/heru)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Sama halnya dengan APK/APM SD/MI dan SMP/MTs yang terus meningkat, APK/APM untuk SMA/SMK/MA yang menjadi jenjang pendidikan terakhir untuk program Wajib Belajar 12 Tahun juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jika pada 2012 realisasi APK untuk SMA/SMK/MA 86,26 persen dari target 95 persen, maka pada 2013 capaiannya sebesar 87,51 persen dari target 95 persen.
Sedangkan untuk APM SMA/SMK/MA, pada 2012 ditargetkan sebesar 90 persen dan realisasi 75,62 persen. Realisasi pada 2013 adalah 76,49 persen dari target 90 persen. Berdasarkan data Disdik Kaltim pada 2013 jumlah siswa SMA/SMK/MA di Kaltim sebesar 147.938 orang. Sedangkan jumlah sekolah mencapai 547 unit, yang terdiri dari ruang kelas sebanyak 4.507 ruangan.
Dengan rincian 3.865 ruang dengan kondisi baik, 489 (rusak ringan), dan 153 (rusak berat) dan ruang kelas bukan milik sebanyak 171 ruang, yang tersebar di Samarinda (84 ruang), Bontang (11 ruang), Balikpapan (enam ruang), Paser (empat ruang), Kutai Kartanegara (30 ruang), Bulungan (satu ruang), Nunukan (20 ruang), Kutai Timur (13 ruang), Kutai Barat (satu ruang) dan Malinau (satu ruang).
Sedangkan jumlah guru yang mengajar di SMA/SMK/MA totalnya 12.808 orang, dengan rincian yang sudah mendapatkan sertifikasi 3.473 orang (27,12 persen) dan 9.335 orang (72,88 persen) yang belum mendapatkan sertifikasi.
Sementara itu, tingkat kelulusan dan jumlah peserta ujian nasional (UN) pada jenjang SMA/SMK/MA terjadi penurunan, jika pada 2012 kelulusan sebesar 99,60 persen dari jumlah peserta ujian nasional (UN) di Kaltim sebanyak 60.332 orang. Sedangkan pada 2013, jumlah peserta 43.308 orang dan tingkat kelulusan 99,47 persen atau menurun 0,13 persen dari tahun sebelumnya.
Angka Buta Aksara dan Melek Huruf
Dalam kurun waktu satu dekade terakhir Pemprov melalui Dinas Pendidikan (Disdik) dan instansi terkait lainnya terus melakukan sejumlah program dan terobosan dalam upaya menurunkan angka buta aksara dan meningkatkan angka melek huruf di Kaltim. Bahkan keduanya menjadi program prioritas dalam rangka pencapaian target MDG’s (Millenium Development Goal’s) di Kaltim.
Program dan terobosan yang dilakukan Disdik Kaltim untuk mengurangi angka buta aksara dan peningkatan angka melek huruf diantaranya melalui program pengembangan pendidikan non formal dan informal, serta melalui kegiatan pengembangan pendidikan keaksaraan.
Melalui kegiatan tersebut, terjadi penurunan angka buta aksara dan peningkatan angka melek huruf di Kaltim. Berdasarkan data di Disdik Kaltim, pada 2012 tercatat masih ada sebanyak 57.905 orang buta aksara di Kaltim dan dan selama kurun waktu satu tahun (2012) Disdik berhasil mengurangi 10.040 orang sehingga berkurang dari 2,35 persen menjadi 1,94 persen atau masih tersisa 47.865 orang.
Sedangkan penurunan angka buta aksara pada 2013, yakni 3.500 orang dari jumlah keseluruhan angka buta aksara pada awal 2013 sebanyak 47.865 orang. Pada akhir 2013 angka buta aksara menjadi 44.365 orang atau 1,8 persen dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencapai 2.466.277 orang. Dengan demikian, angka melek huruf di Kaltim sebanyak 2.421.912 jiwa atau 98,20 persen.
Pada 2013 angka buta aksara Kaltim tertinggi di Kabupaten Malinau dengan angka buta aksara 8,22 persen atau 3.390 orang. Sedangkan angka buta aksara yang paling kecil di Kota Balikpapan, yaitu 0,84 persen atau 3.332 orang.
Pada 2013 angka melek huruf di Kaltim tertinggi berada di Kabupaten Paser dengan jumlah angka melek huruf 99,76 persen atau 158.173 orang sedangkan jumlah angka melek huruf yang paling kecil di Malinau, yaitu sebesar 91,78 persen atau 37.846 orang.
Dengan sejumlah upaya dan terobosan yang dilakukan Kaltim, terbukti pada 22 Mei 2013 Pemprov melalui Disdik Kaltim mendapat penghargaan capaian target PUS (Pendidikan Untuk Semua) dengan menempati peringkat kelima nasional dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tentu saja hal ini merupakan kemajuan yang baik, khususnya di Kaltim, dimana sesuai dengan Instrusksi Presiden Nomor 3/2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, sehingga harus dipastikan percepatan pencapaian sasaran MDG’s sesuai dengan target yang telah ditetapkan di dalam RAD (Rencana Aksi Daerah) MDG’s Provinsi.
Sesuai RAD MDG’s yang dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kaltim penurunan angka buta aksara merupakan prioritas. Dalam hal ini, Disdik Kaltim terus berupaya untuk menekan angka buta huruf, dimana pada 2012 telah mengalokasikan anggaran pada kegiatan pengembangan pendidikan keaksaraan Rp6 miliar dan 2013 sekitar Rp5 miliar. (Humas Prov Kaltim/heru)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014