Samarinda (ANTARA Kaltim) - Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Timur hingga kini masih relatif rendah karena masih di bawah angka seimbang atau angka 100, hal ini menggambarkan bahwa nilai penjualan dari hasil pertanian masih lebih rendah ketimbang harga yang dibayar petani.

"Contohnya, petani mendapat hasil dari usaha pertaniannya sebesar Rp1 juta per bulan, tetapi petani juga mengeluarkan biaya untuk kebutuhan hidup satu keluarga sekitar Rp1,5 juta per bulan, berarti hasil pertaniannya masih minus untuk biaya hidup," ujar Kepala BPS Kaltim Aden Gultom di Samarinda, Rabu.

Menurut dia, NTP Kaltim pada Maret 2014 sebesar 99,71 sehingga masih minus. Petani akan memiliki kelebihan hasil penjualan dari pertanian apabila NTP-nya di atas 100, atau serendah-rendahnya 100 agar terjadi keseimbangan antara pengeluaran dan hasil yang diperoleh dari produk pertanian.

NTP sebesar 99,71 tersebut, kata dia, mengalami kenaikan 0,16 persen ketimbang NTP pada Februari 2014 yang tercatat 99,55. Dia berharap pihak terkait bisa mendorong agar ke depan NTP Kaltim bisa di atas 100.

Dia merinci NTP per sub sektor pada Maret tersebut, yakni untuk NTP tanaman pangan tercatat 97,46, NTP hortikultura 96,74, NTP tanaman perkebunan rakyat 100,24, NTP peternakan 104,46, dan NTP nelayan 101,17.

Pada Maret 2014 lanjut dia, terjadi inflasi di daerah pedesaan sebesar 0,14 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sehingga inflasi ini berpengaruh terhadap NTP.

Indeks tersebut, menurut dia, terjadi pada kelompok makanan jadi yang berinflasi 0,55 persen, perumahan 0,21 persen, sandang 0,07 persen, kesehatan 0,26 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,20 persen, kelompok bahan makanan terjadi penurunan minus 0,03 persen, dan transportasi serta komunikasi berinflasi 0,01 persen.

Perhitungan NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Hasil ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi, sehingga semakin tinggi NTP, maka secara relatif akan semakin kuat pula tingkat daya beli petani.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014