Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Bontang Adi Dharma menyatakan menolak rencana proyek pemipaan gas Kalimantan Jawa (Kalija) untuk mengalirkan gas dari Bontang, Kalimantan Timur ke Jawa karena proyek itu akan mengancam perekonomian masyarakat Bontang.
"Proyek pemipaan gas dari Kalimantan ke Jawa akan mengancam perekonomian di Bontang yang merupakan lokasi dua perusahaan besar, yakni PT Pupuk Kaltim dan PT Badak LNG," ucap Wali Kota Bontang Adi Dharma ditemui di sela-sela acara Musrenbang Kaltim di Samarinda, Rabu.
Sebelumnya Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak juga menyatakan menolak proyek pemipaan gas Kalimantan-Jawa dengan alasan akan berpengaruh terhadap perekonomian Kaltim sebagai daerah penghasil.
Ia mengatakan, apabila gas langsung dialirkan ke Jawa melalui pipa seperti rencana yang ada, maka akan terjadi pengurangan tenaga kerja di dua perusahaan besar tersebut, sehingga jumlah pengangguran dan kemiskinan akan meningkat.
Apabila pengangguran meningkatkan, kata dia, maka kemiskinan juga bertambah sehingga hal itu akan menyebabkan perekonomian daerah akan menurun, bahkan bisa mati karena tenaga kerja di Bontang banyak yang tergantung dari dua perusahaan tersebut.
Selama ini, katanya, sudah banyak kelompok masyarakat di Kota Bontang yang menyampaikan penolakan terhadap proyek pipa gas Kalimantan ke Jawa karena mereka khawatir perekonomian akan terganggu.
"Jadi saya sama halnya dengan Pak Gubernur, juga menolak rencana pemipaan itu, tetapi masalah ini akan kami sampaikan ke Pak Gubernur dulu karena menyangkut proyek nasional," ujarnya.
Sebelumnya, pada 14 Maret 2014, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan ground breaking (peletakan batu pertama) infrastruktur gas bumi terintegrasi di Semarang, Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari BPH Migas, infrastruktur gas bumi terintegrasi yang diresmikan itu terdiri dari jaringan pipa transmisi Kalimantan-Jawa (Kalija) dan jaringan distribusi gas bumi Jawa Tengah.
Jaringan pipa transmisi gas bumi Kalija tahap I dari Lapangan Gas Kepodang menuju Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang.
Berdasarkan Keputusan Kepala BPH Migas No. 042/PL/BPH Migas/Kom/VII/2006 tanggal 27 Juli 2006, ditetapkan PT Bakrie and Brother Tbk sebagai pemenang lelang Hak Khusus Ruas Transmisi Gas Bumi Bontang (Kalimantan Timur) ke Semarang (Jawa Tengah).
Pembangunan jaringan pipa Kalija tahap I akan dilakukan oleh PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) yang merupakan perusahaan patungan antara PT PGN dan Bakrie Group yang 80 persen sahamnya dimiliki oleh BUMN Gas, yakni PT Perusahaan Gas Negara.
Proyek yang menghubungkan lapangan Gas Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok, Semarang ini ditargetkan selesai pada kuartal ketiga pada 2015 mendatang.
Pembangunan Kalija tahap I merupakan tahap awal dari pembangunan ruas pipa transmisi gas bumi Bontang ke Semarang atau yang dikenal dengan Kalija. Proyek ini telah dilelang oleh BPH Migas pada 2006 lalu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Proyek pemipaan gas dari Kalimantan ke Jawa akan mengancam perekonomian di Bontang yang merupakan lokasi dua perusahaan besar, yakni PT Pupuk Kaltim dan PT Badak LNG," ucap Wali Kota Bontang Adi Dharma ditemui di sela-sela acara Musrenbang Kaltim di Samarinda, Rabu.
Sebelumnya Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak juga menyatakan menolak proyek pemipaan gas Kalimantan-Jawa dengan alasan akan berpengaruh terhadap perekonomian Kaltim sebagai daerah penghasil.
Ia mengatakan, apabila gas langsung dialirkan ke Jawa melalui pipa seperti rencana yang ada, maka akan terjadi pengurangan tenaga kerja di dua perusahaan besar tersebut, sehingga jumlah pengangguran dan kemiskinan akan meningkat.
Apabila pengangguran meningkatkan, kata dia, maka kemiskinan juga bertambah sehingga hal itu akan menyebabkan perekonomian daerah akan menurun, bahkan bisa mati karena tenaga kerja di Bontang banyak yang tergantung dari dua perusahaan tersebut.
Selama ini, katanya, sudah banyak kelompok masyarakat di Kota Bontang yang menyampaikan penolakan terhadap proyek pipa gas Kalimantan ke Jawa karena mereka khawatir perekonomian akan terganggu.
"Jadi saya sama halnya dengan Pak Gubernur, juga menolak rencana pemipaan itu, tetapi masalah ini akan kami sampaikan ke Pak Gubernur dulu karena menyangkut proyek nasional," ujarnya.
Sebelumnya, pada 14 Maret 2014, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan ground breaking (peletakan batu pertama) infrastruktur gas bumi terintegrasi di Semarang, Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari BPH Migas, infrastruktur gas bumi terintegrasi yang diresmikan itu terdiri dari jaringan pipa transmisi Kalimantan-Jawa (Kalija) dan jaringan distribusi gas bumi Jawa Tengah.
Jaringan pipa transmisi gas bumi Kalija tahap I dari Lapangan Gas Kepodang menuju Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang.
Berdasarkan Keputusan Kepala BPH Migas No. 042/PL/BPH Migas/Kom/VII/2006 tanggal 27 Juli 2006, ditetapkan PT Bakrie and Brother Tbk sebagai pemenang lelang Hak Khusus Ruas Transmisi Gas Bumi Bontang (Kalimantan Timur) ke Semarang (Jawa Tengah).
Pembangunan jaringan pipa Kalija tahap I akan dilakukan oleh PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) yang merupakan perusahaan patungan antara PT PGN dan Bakrie Group yang 80 persen sahamnya dimiliki oleh BUMN Gas, yakni PT Perusahaan Gas Negara.
Proyek yang menghubungkan lapangan Gas Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok, Semarang ini ditargetkan selesai pada kuartal ketiga pada 2015 mendatang.
Pembangunan Kalija tahap I merupakan tahap awal dari pembangunan ruas pipa transmisi gas bumi Bontang ke Semarang atau yang dikenal dengan Kalija. Proyek ini telah dilelang oleh BPH Migas pada 2006 lalu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014