Nunukan (ANTARA Kaltim) - Bupati Nunukan Kalimantan Utara, Drs Basri mengakui kasus narkotika di daerahnya telah memasuki tingkat memprihatinkan sehingga dibutuhkan pengawasan ketat dari aparat hukum.

"Masalah narkotika di Nunukan ini kalau diperhatikan telah dalam tahap mengkhawatirkan," ujar Basri di Nunukan, Senin.

Ia mencontohkan anak-anak sekolah di Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia sangat paham soal narkotika jenis shabu-shabu karena mungkin hampir tiap saat melihatnya.

Selaku kepala pemerintahan di wilayah perbatasan, Basri mengatakan, sangat sulit memberantas narkotika di wilayahnya karena menjadi pintu masuk dari luar negeri (Malaysia).

Penangkapan sejumlah shabu-shabu di daerahnya selama ini seperti Pulau Sebatik, Pulau Nunukan, Krayan dan daerah lainnya pelakunya mengaku diperoleh dari Malaysia.

Kondisi seperti ini, tentunya perlu mendapatkan perhatian serius dari seluruh aparat hukum baik kepolisian dan jajaran TNI di daerah itu untuk komitmen memberantasnya demi menjaga kelangsungan generasi muda kita.

Ia merasa heran terhadap anak-anak sekolah khususnya di Pulau Sebatik yang telah sangat paham masalah shabu-shabu yang berkualitas golongan A.

"Mungkin kalau dilaksanakan cerdas cermat masalah shabu-shabu di kalangan anak sekolah di (Pulau) Sebatik bisa juara pertama. Karena sudah tahu mana yang kualitas rendah dan paling baik," ujarnya.

Basri akui pula, kendala yang dialami dalam pemberantasan narkotika di daerahnya sehubungan dengan banyaknya pintu-pintu masuk dari Malaysia yang luput dari pantauan dan penjagaan aparat.

Pintu masuk yang lebih dikenal jalur tikus itulah yang dimanfaatkan para pemasok narkotika dari Malaysia masuk ke Kabupaten Nunukan dan selanjutnya diedarkan ke Sulawesi Selatan dan sekitarnya.   (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014