Samarinda (ANTARA Kaltim)-Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengingatkan agar sejumlah perusahaan media massa, baik cetak, maupun elektronik dan online harus ikut menjaga terciptanya situasi kondusif di Bumi Etam, Kalimantan Timur.
Menurut dia, peran media massa sangat besar dalam upaya mencerdaskan masyarakat melalui sajian berbagai informasi produktif dan up to date. Namun sebaliknya, media massa juga sangat berpotensi memicu konflik dan pertikaian dengan sajian-sajian berita yang provokatif dan kontraproduktif.
"Karena itu, saya meminta agar industri media massa secara langsung terlibat dalam upaya menciptakan suasana damai dan kondusif di daerah ini. Hindari pemberitaan yang provokatif dan berpotensi memicu konflik dan pertikaian," tegas Pangdam.
Dia juga meminta agar kran reformasi dan kebebasan tidak diterjemahkan secara keliru dengan kebebasan berpendapat dan bertindak tanpa batas. Perilaku semacam ini menurut jenderal bintang dua ini sangat berpotensi melahirkan konflik dan bentrokan antarmasyarakat.
Pengaruh media massa sangat kuat untuk membentuk opini masyarakat. Sedangkan pembentukan opini yang mengarah pada provokasi, secara umum akan berujung pada konflik dan pertikaian di masyarakat.
Sebab itulah Pangdam sangat meminta perhatian perusahaan media massa untuk selalu mengisi pemberitaan dengan informasi yang benar dan tidak cenderung provokatif atau memprovokasi massa.
"Persatuan dan kesatuan itu harus dibangun dari dalam diri kita untuk melahirkan kebersamaan diantara kita. Sikap kedaerahan dan primordialisme kita, harus terukur. Ego sektoral akan memperlemah kondisi kita. Media massa diharapkan dapat membantu menenangkan, bukan sebaliknya memperuncing masalah," tegas Pangdam. (Humas Prov Kaltim/sul).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Menurut dia, peran media massa sangat besar dalam upaya mencerdaskan masyarakat melalui sajian berbagai informasi produktif dan up to date. Namun sebaliknya, media massa juga sangat berpotensi memicu konflik dan pertikaian dengan sajian-sajian berita yang provokatif dan kontraproduktif.
"Karena itu, saya meminta agar industri media massa secara langsung terlibat dalam upaya menciptakan suasana damai dan kondusif di daerah ini. Hindari pemberitaan yang provokatif dan berpotensi memicu konflik dan pertikaian," tegas Pangdam.
Dia juga meminta agar kran reformasi dan kebebasan tidak diterjemahkan secara keliru dengan kebebasan berpendapat dan bertindak tanpa batas. Perilaku semacam ini menurut jenderal bintang dua ini sangat berpotensi melahirkan konflik dan bentrokan antarmasyarakat.
Pengaruh media massa sangat kuat untuk membentuk opini masyarakat. Sedangkan pembentukan opini yang mengarah pada provokasi, secara umum akan berujung pada konflik dan pertikaian di masyarakat.
Sebab itulah Pangdam sangat meminta perhatian perusahaan media massa untuk selalu mengisi pemberitaan dengan informasi yang benar dan tidak cenderung provokatif atau memprovokasi massa.
"Persatuan dan kesatuan itu harus dibangun dari dalam diri kita untuk melahirkan kebersamaan diantara kita. Sikap kedaerahan dan primordialisme kita, harus terukur. Ego sektoral akan memperlemah kondisi kita. Media massa diharapkan dapat membantu menenangkan, bukan sebaliknya memperuncing masalah," tegas Pangdam. (Humas Prov Kaltim/sul).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014