Samarinda (ANTARA Kaltim) - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hingga kini masih kekurangan tenaga kesehatan hewan (keswan), karena yang ada hingga sekarang ini baru 40 orang, sehingga masih kekurangan 398 orang, idealnya di satu kecamaatan tiga tenaga keswan.
"Di Provinsi Kaltim memiliki 146 kecamatan, idealnya satu kecamatan terdapat tiga tenaga keswan sehingga total harus ada 438 orang, tetapi yang ada baru 40 orang sehingga kekuraangannya jauh lebih banyak," kata Kepala Dinas Peternakan Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Sabtu.
Dadang yang didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh Edith Hendartie ini mengatakan, para tenaga keswan itu kemudian bertugas di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang berada di masing-masing kecamatan di kabupaten dan kota, terutama di kecamatan yang memiliki kawasan banyak peternakan.
Ia mengatakan, saat ini, jumlah Puskeswan di Kaltim sebanyak 14 unit, seperti di Kabupaten Paser terdapat dua unit, yakni di Kecamatan Long Ikis dan Petangis. Kemudian di Kabupaten Bulungan dua unit, di Kecamatan Panca Agung dan Gunung Putih.
Sementara di Kabupaten Berau juga terdapat dua Puskeswan, yakni di Kecamatan Tanjung Redep dan Biatan. Di Kutai Timur ada dua yang terletak di Kecamatan Kongbeng dan Sangatta.
Dia mengatakan di masing-masing kabupaten/kota lain hanya ada satu Puskewan, seperti di Kecamatan Bongan Kubupaten Kutai Barat, di Kota Samarinda, di Kota Balikpapan, Kabupaten Nunukan, Kutai Kartanegara, dan satu di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Menurut dia, satu kecamatan seharusnya tersedia satu dokter hewan dibantu dua orang paramedis atau "paramedic veteriner" berpendidikan Keswan D3, sehingga minimal dalam satu kecamatan tersedia tiga orang petugas kesehatan hewan.
Dia mengatakan, setiap tenaga keswan baik dokter hewan maupun paramedis harus memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam penanganan reproduksi hewan ternak.
"Ini penting karena gangguan reproduksi pada hewan ternak akan menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi sehingga hal itu harus mendapat perhatian serius," katanya.
Penanganan gangguan reproduksi hewan ternak, katanya, cukup kompleks, hanya saja kondisi ini belum diimbangi dengan jumlah tenaga keswan yang memadai.
Terkait dengan itu, Dadang mengharpkan dukungan dan komitmen semua pihak untuk menambah jumlah tenaga keswan dari kabupaten dan kota, karena keberadaan tenaga keswan sangat penting karena dapat mempertahankan hewan tetap sehat sehingga dapat rutin melahirkan dan berdampak pada percepatan populasi ternak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Di Provinsi Kaltim memiliki 146 kecamatan, idealnya satu kecamatan terdapat tiga tenaga keswan sehingga total harus ada 438 orang, tetapi yang ada baru 40 orang sehingga kekuraangannya jauh lebih banyak," kata Kepala Dinas Peternakan Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Sabtu.
Dadang yang didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh Edith Hendartie ini mengatakan, para tenaga keswan itu kemudian bertugas di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang berada di masing-masing kecamatan di kabupaten dan kota, terutama di kecamatan yang memiliki kawasan banyak peternakan.
Ia mengatakan, saat ini, jumlah Puskeswan di Kaltim sebanyak 14 unit, seperti di Kabupaten Paser terdapat dua unit, yakni di Kecamatan Long Ikis dan Petangis. Kemudian di Kabupaten Bulungan dua unit, di Kecamatan Panca Agung dan Gunung Putih.
Sementara di Kabupaten Berau juga terdapat dua Puskeswan, yakni di Kecamatan Tanjung Redep dan Biatan. Di Kutai Timur ada dua yang terletak di Kecamatan Kongbeng dan Sangatta.
Dia mengatakan di masing-masing kabupaten/kota lain hanya ada satu Puskewan, seperti di Kecamatan Bongan Kubupaten Kutai Barat, di Kota Samarinda, di Kota Balikpapan, Kabupaten Nunukan, Kutai Kartanegara, dan satu di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Menurut dia, satu kecamatan seharusnya tersedia satu dokter hewan dibantu dua orang paramedis atau "paramedic veteriner" berpendidikan Keswan D3, sehingga minimal dalam satu kecamatan tersedia tiga orang petugas kesehatan hewan.
Dia mengatakan, setiap tenaga keswan baik dokter hewan maupun paramedis harus memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam penanganan reproduksi hewan ternak.
"Ini penting karena gangguan reproduksi pada hewan ternak akan menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi sehingga hal itu harus mendapat perhatian serius," katanya.
Penanganan gangguan reproduksi hewan ternak, katanya, cukup kompleks, hanya saja kondisi ini belum diimbangi dengan jumlah tenaga keswan yang memadai.
Terkait dengan itu, Dadang mengharpkan dukungan dan komitmen semua pihak untuk menambah jumlah tenaga keswan dari kabupaten dan kota, karena keberadaan tenaga keswan sangat penting karena dapat mempertahankan hewan tetap sehat sehingga dapat rutin melahirkan dan berdampak pada percepatan populasi ternak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013