Seluas 32.589,82 hektare (ha) lahan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, memiliki potensi besar untuk dilakukan integrasi sapi-sawit melalui Program Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska).


"Lahan kebun sawit yang siap sudah sangat luas, kemudian di PPU juga ada sekitar 16.000 ekor sapi, sehingga tinggal memilah untuk menjalankan Program Siska," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Kamis.

Ia merinci luasan lahan perkebunan sawit yang mencapai 32.589,82 ha tersebut, yakni berupa lahan inti seluas 30.697,15 ha dan lahan plasma seluas 1.892,67 ha.

Sedangkan populasi sapi yang saat ini sebanyak 16.000 ekor tersebut terdiri dari sapi jantan sebanyak 31,79 persen, kemudian selebihnya yang mencapai 68,21 persen merupakan sapi betina.

Jika dihitung dengan sapi muda, maka persentase dari 16.000 ekor itu adalah untuk pedet ada 9 persen lebih, kemudian sapi muda ada 14,23 persen.

Jumlah sapi sebanyak itu tidak termasuk sapi jantan yang disiapkan untuk Hari Raya Idul Adha, karena sapi yang didatangkan untuk kurban bersifat insidental.

Sedangkan untuk lahan sawit yang begitu luas dan jumlah sapi yang begitu banyak, lanjutnya, maka hal ini mempunyai peluang untuk dikembangkan Program Siska, belum lagi hasil samping dari pengolahan sawit berupa lumpur, bungkil, dan solid yang dapat digunakan untuk campuran konsentrat pakan penguat sapi

"Kami mengharapkan ada kolaborasi dan kerja sama saling menguntungkan antara perusahaan perkebunan sawit, sawit milik rakyat, dan peternak sapi, sehingga tujuan bersama untuk mendapatkan hasil optimal dalam dua budi daya ini dapat berjalan secara sinergis," ucap Arief.

Ia juga mengatakan, sudah banyak perkebunan sawit di Kabupaten PPU yang di tengah perkebunan tersebut memiliki kandang sapi, sehingga kondisi ini bisa dijadikan pionir untuk pengembangan Program Siska.

"Kandang sapi di tengah perkebunan sawit tersebut rata-rata kepemilikan per kelompok antara 20 ha sampai 30 ha, sedangkan idealnya per hektar dapat mencukupi sumber pakan 1 sampai 2 ekor, bisa dilakukan dengan sistem kandang dapat pula sistem gembala dengan rotasi," katanya.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022