Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Ahmad Abdullah mengatakan pemberdayaan guru di daerah terpencil diharapkan mampu memberantas buta aksara.
"Daerah itu di antaranya daerah perbatasan dan daerah pinggiran Kaltim. Pemerintah perlu melakukan program-program yang mampu mmenurunkan jumlah penderita buta aksara di daerah ini, tentunya dengan memberdayakan guru di sana," kata Ahmad di Samarinda, Kamis.
Guru yang diberdayakan harus didukung dengan fasilitas pendukung untuk memudahkan prosesnya. Bisa dengan alat peraga ataupun video yang menampilkan cara belajar membaca misalnya, katanya.
"Dalam melaksanakannya perlu terprogram secara berkala agar jumlahnya dapat ditekan sedemikian mungkin. Pada 2010 berdasarkan Sensus Penduduk (SP) di Kaltim terdapat 2.466.277 jiwa. Dari jumlah itu terdapat 78.842 jiwa buta aksara," kata Ahmad.
Meski tak memberikan angka pasti dari jumlah penderita buta aksara di pinggiran Kaltim, namun diperkirakan jumlah itu tentu didominasi oleh penduduk di daerah pinggiran Kaltim, katanya.
"Terutama daerah-daerah perbatasan di Kaltim yang secara geografis memicu meningkatnya jumlah penderita buta aksara. Untuk program itu manfaatkanlah guru yang ada di pedalaman. Namun jangan lupa agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan mereka para guru yang telah rela membangun dunia pendidikan di pedalaman Kaltim," kata Abdullah.
Untuk daerah pinggiran yang juga memprihatinkan, seperti di Kutai Kartanegara yang tahun lalu memiliki jumlah warga buta aksara terbanyak di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yakni 11.075 orang, perhatian harus lebih, katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Daerah itu di antaranya daerah perbatasan dan daerah pinggiran Kaltim. Pemerintah perlu melakukan program-program yang mampu mmenurunkan jumlah penderita buta aksara di daerah ini, tentunya dengan memberdayakan guru di sana," kata Ahmad di Samarinda, Kamis.
Guru yang diberdayakan harus didukung dengan fasilitas pendukung untuk memudahkan prosesnya. Bisa dengan alat peraga ataupun video yang menampilkan cara belajar membaca misalnya, katanya.
"Dalam melaksanakannya perlu terprogram secara berkala agar jumlahnya dapat ditekan sedemikian mungkin. Pada 2010 berdasarkan Sensus Penduduk (SP) di Kaltim terdapat 2.466.277 jiwa. Dari jumlah itu terdapat 78.842 jiwa buta aksara," kata Ahmad.
Meski tak memberikan angka pasti dari jumlah penderita buta aksara di pinggiran Kaltim, namun diperkirakan jumlah itu tentu didominasi oleh penduduk di daerah pinggiran Kaltim, katanya.
"Terutama daerah-daerah perbatasan di Kaltim yang secara geografis memicu meningkatnya jumlah penderita buta aksara. Untuk program itu manfaatkanlah guru yang ada di pedalaman. Namun jangan lupa agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan mereka para guru yang telah rela membangun dunia pendidikan di pedalaman Kaltim," kata Abdullah.
Untuk daerah pinggiran yang juga memprihatinkan, seperti di Kutai Kartanegara yang tahun lalu memiliki jumlah warga buta aksara terbanyak di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yakni 11.075 orang, perhatian harus lebih, katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013