Samarinda (ANTARA Kaltim)- Puluhan mahasiswa di Samarinda yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa (Gema) Kalimantan Timur, memblokir ruas jalan M. Yamin selama enam jam.
Berdasarkan pantauan hingga Senin malam, unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa menolak penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diawali di depan Kantor Gubernur Kaltim pada Senin siang.
Unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI Kaltim yang dikawal ratusan personel kepolisian dari Satuan Samapta Polresta Samarinda tersebut berlangsung aman sebab mahasiswa hanya melakukan orasi di depan pintu masuk Kantor Gubernur Kaltim.
Tidak puas menyampaikan orasi di depan Kantor Gubernur Kaltim, massa mahasiswa kemudian melanjutkan aksi di Simpang Empat Mal Lembuswana.
Selain berorasi, mahasiswa juga sempat membakar ban bekas di tengah jalan sehingga sempat memacetkan sejumlah ruas jalan protokol di Samarinda.
Pada Senin sore, sekitar pukul 17. 30 Wita, mahasiswa kemudian meninggalkan kawasan Simpang Empat Mal Lembuswana, dan selanjutnya menuju pintu satu Universitas Mulawarman, Jalan M. Yamin, bergabung dengan puluhan mahasiswa lainnya.
Mahasiwwa kemudian memblokir kedua ruas Jalan M Yamin yang merupakan salah satu jalur utama di kota itu.
Sementara, ratusan polisi terlihat bersiaga sekitar 500 meter dari lokasi unjuk rasa mahasiswa.
Polisi juga terlihat menyiagakan sejumlah mobil rantis dan `water canon` untuk mengantisipasi kemungkinan aksi anarkhis pengunjuk rasa.
Keributan sempat terjadi saat seorang warga mencoba menerobos blokade mahasiswa, namun bentrokan dapat dihindarkan setelah polisi melerai kedua belah pihak.
"Kami turun ke jalan karena tidak setuju dengan rencana kenaikan harga BBM. Bersama warga Samarinda, kami akan terus berunjuk rasa untuk menyuarakan asiprasi penolakan kenaikan harga BBM sebab hal itu akan santat membebani masyarakat," ungkap salah seorang koordinator lapangan unjuk rasa Gema Kaltim, Yakub.
Aksi mahasiswa sempat memanas saat sebuah mobil berplat merah mencoba melintas di tengah kerumunan massa dan langsung dihadang puluhan mahasiswa.
Namun, upaya penghadangan itu tidak sampai menimbulkan keributan setelah mahasiswa lainnya mencoba meredakan pengunjuk rasa.
Mahasiswa kemudian melampiaskan kemarahan dengan merusak trotoar pembatas jalan dan merebahkan sejumlah rambu-rabu lalu-lintas yang berada di Jalan M Yamin.
Tidak puas, mahasiswa juga mematahkan dahan pohon kemudian memasang di tengah jalan untuk menghalangi para pengendara yang melintas.
Namun, sekitar pukul 22. 30 Wita mahasiswa akhirnya membuka blokade Jalan M Yamin selanjutnya membubarkan diri.
"Kami akan kembali melanjutkan unjuk rasa hingga tuntutan penolakan kenaikan harga BBM disetujui," kata Yakub. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Berdasarkan pantauan hingga Senin malam, unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa menolak penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diawali di depan Kantor Gubernur Kaltim pada Senin siang.
Unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI Kaltim yang dikawal ratusan personel kepolisian dari Satuan Samapta Polresta Samarinda tersebut berlangsung aman sebab mahasiswa hanya melakukan orasi di depan pintu masuk Kantor Gubernur Kaltim.
Tidak puas menyampaikan orasi di depan Kantor Gubernur Kaltim, massa mahasiswa kemudian melanjutkan aksi di Simpang Empat Mal Lembuswana.
Selain berorasi, mahasiswa juga sempat membakar ban bekas di tengah jalan sehingga sempat memacetkan sejumlah ruas jalan protokol di Samarinda.
Pada Senin sore, sekitar pukul 17. 30 Wita, mahasiswa kemudian meninggalkan kawasan Simpang Empat Mal Lembuswana, dan selanjutnya menuju pintu satu Universitas Mulawarman, Jalan M. Yamin, bergabung dengan puluhan mahasiswa lainnya.
Mahasiwwa kemudian memblokir kedua ruas Jalan M Yamin yang merupakan salah satu jalur utama di kota itu.
Sementara, ratusan polisi terlihat bersiaga sekitar 500 meter dari lokasi unjuk rasa mahasiswa.
Polisi juga terlihat menyiagakan sejumlah mobil rantis dan `water canon` untuk mengantisipasi kemungkinan aksi anarkhis pengunjuk rasa.
Keributan sempat terjadi saat seorang warga mencoba menerobos blokade mahasiswa, namun bentrokan dapat dihindarkan setelah polisi melerai kedua belah pihak.
"Kami turun ke jalan karena tidak setuju dengan rencana kenaikan harga BBM. Bersama warga Samarinda, kami akan terus berunjuk rasa untuk menyuarakan asiprasi penolakan kenaikan harga BBM sebab hal itu akan santat membebani masyarakat," ungkap salah seorang koordinator lapangan unjuk rasa Gema Kaltim, Yakub.
Aksi mahasiswa sempat memanas saat sebuah mobil berplat merah mencoba melintas di tengah kerumunan massa dan langsung dihadang puluhan mahasiswa.
Namun, upaya penghadangan itu tidak sampai menimbulkan keributan setelah mahasiswa lainnya mencoba meredakan pengunjuk rasa.
Mahasiswa kemudian melampiaskan kemarahan dengan merusak trotoar pembatas jalan dan merebahkan sejumlah rambu-rabu lalu-lintas yang berada di Jalan M Yamin.
Tidak puas, mahasiswa juga mematahkan dahan pohon kemudian memasang di tengah jalan untuk menghalangi para pengendara yang melintas.
Namun, sekitar pukul 22. 30 Wita mahasiswa akhirnya membuka blokade Jalan M Yamin selanjutnya membubarkan diri.
"Kami akan kembali melanjutkan unjuk rasa hingga tuntutan penolakan kenaikan harga BBM disetujui," kata Yakub. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013