Samarinda (ANTARA Kaltim) - Tingkat konsumsi pangan protein hewani bagi masyarakat Kaltim lebih tinggi ketimbang nasional, baik berupa daging, telur, maupun susu, sehingga merupakan pangsa pasar yang baik bagi para peternak untuk mengembangkan usahanya.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Dadang Sudarya di Samarinda, Minggu, mengatakan bahwa untuk tingkat konsumsi daging di Kaltim sebanyak 7,19 kilogram per kapita per tahun, sedangkan nasional hanya 5,69 kilogram per kapita per tahun.

Kemudian tingkat konsumsi telur di Kaltim sebanyak 8,19 kilogram per kapita per tahun, sedang di tingkat nasional 6,38 kilogram per kapita per tahun.

Begitu pula dengan tingkat konsumsi susu bagi masyarakat Kaltim juga masih lebih tinggi ketimbang kebutuhan warga Indonesia, yakni di Kaltim membutuhkan 6,77 kilogram susu per kapita per tahun, sementara nasional hanya 2,85 kilogram per kapita per tahun.

Hanya saja, lanjut Dadang, tingginya kebutuhan pangan asal hewani itu tidak sebanding dengan kemampuan peternak lokal untuk menyediakannya, sehingga kebutuhan yang begitu tinggi tersebut harus dipasok dari daerah lain.

Misalnya, kata Dadang, saat ini populasi sapi di Kaltim hanya sekitar 108.000 ekor. Dari jumlah itu, berdasarkan ketentuan yang berlaku, hanya 10 persen atau sekitar 11.000 ekor yang boleh dipotong untuk memenuhi pangan warga.

Ketentuan membolehkan memotong 10 persen ternak yang ada itu dimaksudkan, agar selebihnya yang 90 persen dapat berkembang biak melalui proses kebutingan dan melahirkan pedet.

Hal ini dimaksudkan agar populasi sapi yang ada di Kaltim terus bertambah, bukannya terus menurun karena tiap tahun harus dipotong sekitar 11.000 ekor.

Sementara itu, kebutuhan daging warga Kaltim setara dengan 50.000 ekor per tahun.

"Ini berarti kekurangannya yang sebanyak 39.000 ekor harus didatangkan dari luar Kaltim, baik dari Pulau Jawa maupun Sulawesi," kata Dadang Sudarya.

Terkait dengan itu, pihaknya mengajak siapa saja yang memiliki modal agar mau berinvestasi membangun peternakan, baik ternak kerbau, sapi potong, sapi bibit, maupun sapi perah karena prosepeknya sangat cerah.

Kepada petani peternak rakyat, pihaknya juga terus mendorong agar peternakan rakyat skala kecil yang saat ini masih dijalani, agar ke depan terus berkembang, di antaranya adalah dengan memberikan bantuan sapi, pengobatan ternak, hingga pada penyaluran modal usaha melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim.

Menurutnya, pembangunan subsektor peternakan bertujuan menyediakan pangan asal ternak yang berperan mendorong peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya melalui penyediaan konsumsi protein hewani yang aman, sehat, utuh, dan halal, bahkan daging segar. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013