Samarinda (ANTARA Kaltim) - Tokoh Olahraga Kalimantan Timur Achmad Husry memaparkan regulasi dana untuk mencapai target prestasi KONI Kaltim menuju PON 2016 di Bandung Jawa Barat, dengan estimasi target tiga besar membutuhkan dana sekitar Rp250 Miliar.

"Progress-nya bisa kita lihat dari PON 2000, dan seterusnya, yang setiap tahunnya estimasi sebuah medali emas selalu ada peningkatan, seperti pada PON terakhir di Riau, dengan capaian 44 medali emas dengan posisi lima besar, dan dana yang dikeluarkan sekitar Rp80 Miliar, sehingga estimasinya harga sebuah medali emas sekitar Rp1,7 Miliar," ujar Achmad Husri di Samarinda, Minggu.

Mantan ketua harian KONI Kaltim ini, mengakui bahwa tidak mutlak dengan pembiayaan yang besar, prestasi olahraga yang ditargetkan bisa tercapai, seperti halnya harapan KONI Kaltim meraih prestasi lima besar di PON 2012 Bandung Jawa Barat.

"Itu semua tergantung dari perangkat KONI didalamnya, komitmen, kepedulian, dan juga konsistensi dalam pembinaan menjadi prioritas, disamping tentunya dukungan dana," kata Husry.

Husry mengatakan pada PON 2000 di Surabaya dengan kucuran dana Rp 12 Miliar dari APBD Kaltim pada saat itu, medali emas yang bisa direbut oleh atlet Kaltim sebanyak 12 emas, dan Kaltim berada di peringkat tujuh besar.

Dia melanjutkan, puncak prestasi Kaltim terjadi pada PON 2008, dengan pencapaian tiga besar dan jumlah medali 114 medali emas, dengan dana yang digelontorkan sekitar 200 Miliar.

"Artinya dari tahun-ketahun harga sebuah medali emas itu terus mengalami peningkatakan, sesuai dengan perkembangan olahraga dalam tataran nasional," katanya.

Dikatakan Husry, dalam hitungan kasat mata, target medali emas Kaltim menuju lima besar pada PON 2016 Riau dengan estimasi aman pencapaian medali emas sebanyak 116 keping.

Imbas dana yang dibutuhkan dengan nilai satu kepingnya sekitar Rp1,7 miliar, maka bakal menyedot dana kurang lebih sekitar Rp250 miliar.

"Itu kalau kita mau menargetkan tiga besar, tentunya dengan target lebih kecil, dana yang dibutuhkan juga menyesuaikan angkanya menjadi kecil pula," tegas Husry. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013