Samarinda (ANTARA Kaltim) - Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Kaltim hingga akhir 2013 diperkirakan naik hingga mencapai Rp588,48 triliun, atau mengalami pertumbuhan positif ketimbang 2012 yang sebesar Rp419,10 triliun.
“Banyak faktor yang mendorong kenaikan nilai PDRB Kaltim, di antaranya dari sektor pertanian, pertambangan, dan perkiraan meningkatnya industri pengolahan,†ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat menjadi pembicara dalam Seminar dan Bedah Buku di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Kaltim di Samarinda, Kamis.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Kaltim jika ditinjau dari sisi penawaran, kinerja pertanian masih tumbuh postif meskipun sedikit melambat ketimbang triwulan IV 2012. Pertumbuhan didorong oleh produksi perkebunan sawit dan sub sektor peternakan.
Untuk sektor pertambangan juga diperkirakan mulai tumbuh meningkat, sementara industri pengolahan dari migas terkontraksi makin dalam.
Dia juga mengatakan bahwa PDRB Kaltim pada triwulan pertama 2013 baru tumbuh 0,22 persen. Pertumbuhan ini disumbangkan oleh hampir semua komponen.
Pertumbuhan tertinggi berasal dari komponen investasi yang sebesar 1,11 persen, diikuti konsumsi rumah tangga yang sebesar 0,92 persen.
Pada sektor pertambangan, lanjutnya, produksi batu bara masih terjaga meskipun produksi dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) menurun, tetapi peningkatan permintaan masih berasal dari dua negara, yakni India dan Korea Selatan.
Harga batu bara yang dulu sempat terpuruk, namun akhir-akhir ini mulai meningkat meskpiun belum signifikan. Kredit yang disalurkan perbankan untuk sektor ini relatif stabil pada kisaran minus 11,92 persen hingga positif 10,68 persen.
Ditinjau dari sisi perkembangan inflasi, katanya, laju inflasi kaltim pada awal 2013 mengalami peningkatan. Pergerakan inflasi tahunan tersebut masih berada di atas laju inflasi nasional.
Dari tiga kota di Kaltim yang ditunjuk sebagai patokan inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK), maka Tarakan mengalami peningkatan inflasi tahunan tertinggi ketimbang Samarinda dan Balikpapan.
Sedangkan dari empat provinsi yang ada di Pulau Kalimantan, maka peningkatan inflasi tertinggi terjadi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada bahan makanan yang berlangsung pada Januari 2013, tetapi menunjukkan penurunan pada Februari dan Maret. Peningkatan harga cukup tinggi terjadi pada komoditas bumbu-bumbuan, daging segar, dan sayuran.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
“Banyak faktor yang mendorong kenaikan nilai PDRB Kaltim, di antaranya dari sektor pertanian, pertambangan, dan perkiraan meningkatnya industri pengolahan,†ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat menjadi pembicara dalam Seminar dan Bedah Buku di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Kaltim di Samarinda, Kamis.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Kaltim jika ditinjau dari sisi penawaran, kinerja pertanian masih tumbuh postif meskipun sedikit melambat ketimbang triwulan IV 2012. Pertumbuhan didorong oleh produksi perkebunan sawit dan sub sektor peternakan.
Untuk sektor pertambangan juga diperkirakan mulai tumbuh meningkat, sementara industri pengolahan dari migas terkontraksi makin dalam.
Dia juga mengatakan bahwa PDRB Kaltim pada triwulan pertama 2013 baru tumbuh 0,22 persen. Pertumbuhan ini disumbangkan oleh hampir semua komponen.
Pertumbuhan tertinggi berasal dari komponen investasi yang sebesar 1,11 persen, diikuti konsumsi rumah tangga yang sebesar 0,92 persen.
Pada sektor pertambangan, lanjutnya, produksi batu bara masih terjaga meskipun produksi dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) menurun, tetapi peningkatan permintaan masih berasal dari dua negara, yakni India dan Korea Selatan.
Harga batu bara yang dulu sempat terpuruk, namun akhir-akhir ini mulai meningkat meskpiun belum signifikan. Kredit yang disalurkan perbankan untuk sektor ini relatif stabil pada kisaran minus 11,92 persen hingga positif 10,68 persen.
Ditinjau dari sisi perkembangan inflasi, katanya, laju inflasi kaltim pada awal 2013 mengalami peningkatan. Pergerakan inflasi tahunan tersebut masih berada di atas laju inflasi nasional.
Dari tiga kota di Kaltim yang ditunjuk sebagai patokan inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK), maka Tarakan mengalami peningkatan inflasi tahunan tertinggi ketimbang Samarinda dan Balikpapan.
Sedangkan dari empat provinsi yang ada di Pulau Kalimantan, maka peningkatan inflasi tertinggi terjadi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada bahan makanan yang berlangsung pada Januari 2013, tetapi menunjukkan penurunan pada Februari dan Maret. Peningkatan harga cukup tinggi terjadi pada komoditas bumbu-bumbuan, daging segar, dan sayuran.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013