Sangatta (ANTARA Kaltim) - Pasangan suami istri, Sutrisno dan Megawati, warga jalan Pendidikan Kelurahan Teluk Lingga Kecamatan Sangatta Utara kabupaten Kutai Timur kaltim, berhasil menaklukkan seekor buaya yang berukuran tiga meter tidak jauh dari rumahnya, Senin (13/5) sekitar pukul 14.00 wita.
Menurut Sutrisno, buaya yang ditangkap bersama istrinya itu, merupakan buaya yang selama ini sering muncul dilihat sekitar rumahnya bahkan kalau banjir buaya itu masuk ke dalam rumah saat kosong.
"Saya tangkap menggunakan pancing dengan umpan seekor ayam diikat di pohon, saat tertangkap buaya berontak dan mengamuk," kata Sutrisno.
Ia mengatakan, selama ini sudah banyak yang melihat buaya tersebut muncul saat terjadi banjir di kanal.
Buaya itu sering kelihatan lalu lalang di sekitar sawah. Namun tidak ada warga yang berani mendekat.
"Ayam peliharaan saya habis dimangsa buaya tersebut. Tidak ada ayam yang bisa hidup bertahan lama, karena diincar buaya. Kalau lengah pasti disantapnya dan kemudian menghilang lagi masuk rawa-rawa atau masuk kanakl saat banjir. Saat buaya memangsa ayam yang diikat di pancing disebuah pohon, hanya dalam waktu beberapa menit saja buaya sudah menyerangnya," ujar dia.
Tidak butuh waktu lama setelah pancing dipasaang dan diikat di sebuah pohon, muncul buaya dan menangkap langsung itik yang dijadikan umpan untuk buaya. "Karena berat saat ditarik, makanya saya berteriak minta bantuan warga lainnya," katanya.
Mendengar teriakan itu, warga sekitar yang melintas berdatangan membantu menarik buaya ke darat. Saat ini buaya itu masih diikat dipohon sekitar rumah Sutrisno dan menjadi tontonan masyarakat yang lewat.
Sutrisno mengaku senang sekali bisa menangkap buaya ini, karena sudah banyak memangsa ternak ayam dan ikan di sawah.
Sejumlah warga lainnya sekitar jalan pendidikan, menyebutkan sering terlihat buaya berjemur di sekitar rawa-rawa dan sawah-sawah disekitar jalan pendidikan. Ukurannya juga bermacam-macam, ada besar, sedang hingga paling besar.
"Banyak buaya yang masih berkeliaran di daerah jalan pendidikan kalau hujan atau banjir. Makanya ketika ada buaya yang ditangkap Sutrisno, warga senang," kata Simon, salah satu warga sekitar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Menurut Sutrisno, buaya yang ditangkap bersama istrinya itu, merupakan buaya yang selama ini sering muncul dilihat sekitar rumahnya bahkan kalau banjir buaya itu masuk ke dalam rumah saat kosong.
"Saya tangkap menggunakan pancing dengan umpan seekor ayam diikat di pohon, saat tertangkap buaya berontak dan mengamuk," kata Sutrisno.
Ia mengatakan, selama ini sudah banyak yang melihat buaya tersebut muncul saat terjadi banjir di kanal.
Buaya itu sering kelihatan lalu lalang di sekitar sawah. Namun tidak ada warga yang berani mendekat.
"Ayam peliharaan saya habis dimangsa buaya tersebut. Tidak ada ayam yang bisa hidup bertahan lama, karena diincar buaya. Kalau lengah pasti disantapnya dan kemudian menghilang lagi masuk rawa-rawa atau masuk kanakl saat banjir. Saat buaya memangsa ayam yang diikat di pancing disebuah pohon, hanya dalam waktu beberapa menit saja buaya sudah menyerangnya," ujar dia.
Tidak butuh waktu lama setelah pancing dipasaang dan diikat di sebuah pohon, muncul buaya dan menangkap langsung itik yang dijadikan umpan untuk buaya. "Karena berat saat ditarik, makanya saya berteriak minta bantuan warga lainnya," katanya.
Mendengar teriakan itu, warga sekitar yang melintas berdatangan membantu menarik buaya ke darat. Saat ini buaya itu masih diikat dipohon sekitar rumah Sutrisno dan menjadi tontonan masyarakat yang lewat.
Sutrisno mengaku senang sekali bisa menangkap buaya ini, karena sudah banyak memangsa ternak ayam dan ikan di sawah.
Sejumlah warga lainnya sekitar jalan pendidikan, menyebutkan sering terlihat buaya berjemur di sekitar rawa-rawa dan sawah-sawah disekitar jalan pendidikan. Ukurannya juga bermacam-macam, ada besar, sedang hingga paling besar.
"Banyak buaya yang masih berkeliaran di daerah jalan pendidikan kalau hujan atau banjir. Makanya ketika ada buaya yang ditangkap Sutrisno, warga senang," kata Simon, salah satu warga sekitar. (*)
Editor : Arief Mujayatno
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013