Sangatta (ANTARA Kaltim) - Ratusan buku pelajaran milik Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Sangatta Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur di Jalan APT Pranoto Sangatta Utara basah dan rusak akibat tergenang air banjir yang melanda daerah itu.

Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri Sangatta, Haristo Mappa, Minggu (24/2), mengatakan, ratusan buah buku yang merupakan bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terendam banjir dan rusak.

"Jumlahnya dua ratusan lebih buku adalah buku-buku pelajaran anak-anak SLB yang sehari-harinya digunakan di ruangan kelas maupun di perpustakaan," kata Kepsek SLB Sangatta, Haristo Mappa, ketika menghubungi.

Menurut Haristo, buku-buku tersebut rusak karena selama tiga hari musibah banjir, air sudah masuk menggenangi sekolah termasuk ruangan kelas dan perpustakaan, karena memang lokasinya berada di dataran rendah, hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari bibir sungai Sangatta.

"Kami tidak bisa masuk ke lokasi sekolah mengamankan peralatan sekolah anak-anak seperti buku, karena ketinggian air terbilang lumayan dan tidak ada alat perahu, kalau jalan kaki sulit sebab ketinggian air di kawasan itu cukup tinggi," katanya.

Haristo berharap agar masih ada tersisa agar anak-anak bisa belajar, namun kecil sekali peluang tidak basah, sebab buku-buku hanya disimpan di rak-rak atau lemari buku yang posisisnya rendah dan sebagian diletakkan di lantai, untuk memudahkan anak-anak saat mereka memerlukan.

"Jika memang nanti buku rusak kami segera meminta bantuan ke pemkab, provinsi bahkan pusat agar kebutuhan buku pelajaran murid tidak terganggu," katanya.

Pada Senin (27/2), kalau memang air masih tinggi, murid akan diliburkan, namun masih akan kami pantau nanti dengan meminta informasi Badan Penangulangan Bencana Daerah dan pihak lain, terkait kondisi banjir.

"Jika sampai besok belum memungkikan tentunya ada pertimbangan untuk meliburkan, karena kita tidak ingin mengambil resiko terhadap para siswa yang memiliki keterbatasan," katanya.

Lagi pula, katanya, akses jalan masuk masih berlumpur, karena jalan tersebut memang belum beraspal. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013