Nunukan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 125 dari 192 orang warga negara Indonesia (WNI) bermasalah yang dideportasi pemerintah Kerajaan Malaysia melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Jumat (22/2) malam, memilih kembali ke Malaysia untuk bekerja.

"Sebanyak 37 orang akan mencari pekerjaan di Kabupaten Nunukan dan 31 orang memilih pulang ke kampung halamannya," kata Kepala Seksi Pemberdayaan dan Perlindungan TKI Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Kabupaten Nunukan Pardamean Siahaan di Nunukan, Sabtu.

WNI deportasi yang memilih kembali ke Sabah, Malaysia, itu termasuk empat orang anak-anak yang masih balita. Pihaknya tidak berwenang melarang mereka kembali ke Malaysia.

Aparat kepolisian dari Polres Nunukan meminta WNI deportasi yang masih ingin kembali bekerja di Sabah, Malaysia, untuk melengkapi diri dengan dokumen yang sah sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku jika ke luar negeri menjadi TKI.

"Diminta kepada mereka yang memilih untuk kembali ke Malaysia melengkapi diri dengan dokumen sah sebelum berangkat," kata seorang polisi saat mendata WNI deportasi di Aula Kantor TPI Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Jerry Buli, salah seorang WNI deportasi yang memilih kembali ke Malaysia, mengatakan keinginannya untuk kembali ke Sabah karena sulit biaya hidup kalau pulang ke kampung halamannya.

Ia mengaku apabila memilih pulang ke kampung halamannya dipastikan akan bingung mencari pekerjaan ditambah pula sebagian keluarganya saat ini bekerja di Sabah.

"Saya masih mau bekerja di seberang (Malaysia) walaupun sudah dideportasi," kata Jerry saat ditemui di sela-sela pendataan.

Selain itu, dari WNI yang dideportasi tersebut, 38 orang di antaranya sakit gatal dan beberapa orang sakit lainnya.

Staf Kesehatan Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Arman menyebutkan, pihaknya hanya memberikan pengobatan dasar dan akan memberikan rujukan ke rumah sakit terdekat apabila mengalami sakit yang tidak bisa ditangani di sini.

"Untuk saat ini, dari 41 orang WNI yang sakit mereka hanya sakit gatal dan penyakit maag. Masih bisa ditangani dengan memberikan obat ringan," ujarnya.  (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013