Angka perceraian di Provinsi Kalimantan Timur dinilai cukup tinggi karena sejak Januari hingga Agustus tahun 2021 sudah mencapai 2.823 kasus, sehingga pihak terkait perlu berupaya menekan bertambahnya kasus serupa.


"Angka perceraian sebanyak ini tergolong tinggi, sehingga kami berupaya menekannya," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim Noryani Sorayalita di Samarinda, Kamis.

Di tahun 2020, lanjutnya, angka perceraian di Kaltim yang telah diputus di Pengadilan Tinggi Agama Kaltim mencapai 6.897 kasus, sehingga ia berharap mulai tahun ini hingga tahun-tahun mendatang angkanya terus menurun.

Di antara cara yang ditempuh untuk menekan angka perceraian adalah melalui advokasi atau konseling bagi calon pengantin, yakni memberikan pembekalan kepada calon ayah dan bunda untuk mempersiapkan generasi berkualitas tinggi baik secara fisik, mental, maupun spritual.

Salah satu daerah yang telah dilakukan advokasi/ konseling bagi calon pengantin adalah Kabupaten Paser. Kegiatannya dilakukan kemarin yang berlangsung di Gedung Wanita Berjaya, Tana Paser.

Dalam kesempatan itu ia mengatakan, kasus perceraian di Kabupaten Paser berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Kaltim, pada 2020 tercatat sebanyak 477 kasus yang diputus dan pada tahun 2021 data Januari sampai dengan Mei kasus perceraian berjumlah 233 kasus yang diputus.

Selain memberikan konseling bagi calon pengantin Kabupaten Paser, pihaknya juga melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi bagi mereka.

Materi lain yang disampaikan di Kabupaten Paser adalah 1.000 hari pertama kehidupan anak. Hal ini menjadi perhatian karena untuk menjaga kualitas sumber daya manusia dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, lanjutnya, angka stunting nasional mengalami penurunan, yakni dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018.

"Untuk data stunting di Kalimantan Timur saat ini sebesar 26 persen, sementara program di Kementerian Kesehatan diharapkan angka stunting di Kaltim bisa turun sampai 14 persen pada 2024," ucap Soraya.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021