Pendapatan riil Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD 2022 diprediksi hanya sekitar Rp857 miliar, kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD setempat Jon Kenedi.

"Diproyeksikan terjadi penurunan terhadap besaran pendapatan dalam APBD 2022 dibanding APBD 2020, penurunan itu sekitar Rp400 hingga Rp500 miliar," ujar politisi Partai Demokrat tersebut di Penajam, Sabtu.

Kepastian nilai transfer dari pemerintah pusat menurut Jon Kenedi, baru diketahui setelah Peraturan Menteri Keuangan ditetapkan pada Oktober 2021.

Namun dengan melihat kondisi saat ini lanjut ia, besar kemungkinan nilai APBD 2022 Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami penurunan.

Saat ini DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara mulai membahas KUA-PPAS (kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara) APBD 2022.

"Tim Banggar (badan anggaran) bersama TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) sedang membahas dokumen anggaran 2022," ucap Jon Kenedi.

"Pendapatan riil baru dapat diketahui pada Oktober 2021 setelah Peraturan Menteri Keuangan diterbitkan terkait besaran transfer dana pendapatan dari pemerintah pusat," tambahnya.

Dengan melihat kondisi keuangan negara saat ini kata Jon Kenedi, pendapatan riil Kabupaten Penajam Paser Utara dari dana transfer pemerintah pusat pada 2022 diprediksi hanya sekitar Rp857 miliar.

Sementara anggaran DAK (dana alokasi khusus), Bankeu (bantuan keuangan), serta dana desa yang akan masuk dalam APBD 2022 diperkirakan sekitar Rp400 miliar.

Sehingga diproyeksikan pendapatan APBD Kabupaten Penajam Paser Utara pada 2022 menurun menjadi sekitar Rp1,275 triliun dari terget APBD 2021 yang mencapai lebih kurang Rp1,79 triliun.

"Melihat kondisi anggaran atau keuangan saat ini diprediksi APBD 2022 menjadi Rp1,275 triliun atau mengalami penurunan dari APBD tahun lalu," jelas Jon Kenedi.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021