Sangatta (ANTARA Kaltim) - Jalur jalan wilayah pesisir yang menghubungkan Bua-Bual dengan Desa Maloy Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, dilaporkan rusak parah, sehingga warga kesulitan untuk keluar masuk menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.
Menurut anggota DPRD Kutai Timur, Faisal, kondisi jalan yang menghubungkan kedua desa Maloy dengan desa Bual-Bual Kecamatan Sangkulirang cukup parah bahkan nyaris putus, sudah berlangsung berbulan-bulan.
"Akses jalan keluar masuk ke desa Bual-Bual cukup sulit, bahkan masyarakat tidak bisa menggunkan kendaraan roda empat karena jalan berlubang cukup dalam," kata Faisal anggota DPRD Kutai Timur yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) wilayah itu, disel-sela rapat internal diruang Panel, Rabu.
Faisal mengatakan, kerusakan jalan diwilayah pesisir termasuk hubungan jalur jalan Desa Bual-Bual dengan desa Maloy yang merupakan kawasan industri pelabuhan internasional (KIPI) karena factor cuaca buruk dan aktivitas perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menggunakan jalan itu.
"Faktor cuaca dan musim hujan ini juga berdampak rusaknya jalan Bual-Bual sepanjang sekitar 1 kilometer dari pelabuhan KIPI Maloy. Namun kehadiran perusahaan juga mengakibatkan kerusakan jalan," kata Faisal yang juga Ketua Komcat Partai Golkar Kecamatan Sangkulirang ini.
Camat Sangkulirang H.Alimuddin Daoed, saat dihubungi mengatakan, kondisi jalan yang menghubungkan Desa Bual-Bual dengan Maloy itu lumayan parah, namun masih bisa dilewati dengan kendaraan dobel dan pelan-pelan.
Aris salah satu pengusaha pengepul kelapa sawit mengatakan, kerusakan jalan di daerah Bual-Bual cukup memprihatinkan, karena kondisinya cukup parah. Bahkan kendaraan yang akan masuk ataupun yang akan keluar sulit tembus.
"Kendaraan truk saya yang mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) Sawit milik petani sudah lima hari berada di Bual-Bual tidak bisa keluar. Jalannya rusak parah," kata Aris.
Ia mengatakan, akibat kerusakan jalan di daerah itu, usaha kami mengalami kerugian karena angkutan sawit macet. Masyarakat juga pemilik kebun pribadi yang selama ini menjadi langganan saya tidak bisa menjual sawitnya.
"Sebaiknya ada perawatan jalan secara rutin dari dinas pekerjaan umum DPU Kutai Timur, agar supaya setiap ada tanda-tanda rusak langsung diperbaiki, tidak seperti sekarang ini berbulan-bulan tidak ada perbaikan,"katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Menurut anggota DPRD Kutai Timur, Faisal, kondisi jalan yang menghubungkan kedua desa Maloy dengan desa Bual-Bual Kecamatan Sangkulirang cukup parah bahkan nyaris putus, sudah berlangsung berbulan-bulan.
"Akses jalan keluar masuk ke desa Bual-Bual cukup sulit, bahkan masyarakat tidak bisa menggunkan kendaraan roda empat karena jalan berlubang cukup dalam," kata Faisal anggota DPRD Kutai Timur yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) wilayah itu, disel-sela rapat internal diruang Panel, Rabu.
Faisal mengatakan, kerusakan jalan diwilayah pesisir termasuk hubungan jalur jalan Desa Bual-Bual dengan desa Maloy yang merupakan kawasan industri pelabuhan internasional (KIPI) karena factor cuaca buruk dan aktivitas perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menggunakan jalan itu.
"Faktor cuaca dan musim hujan ini juga berdampak rusaknya jalan Bual-Bual sepanjang sekitar 1 kilometer dari pelabuhan KIPI Maloy. Namun kehadiran perusahaan juga mengakibatkan kerusakan jalan," kata Faisal yang juga Ketua Komcat Partai Golkar Kecamatan Sangkulirang ini.
Camat Sangkulirang H.Alimuddin Daoed, saat dihubungi mengatakan, kondisi jalan yang menghubungkan Desa Bual-Bual dengan Maloy itu lumayan parah, namun masih bisa dilewati dengan kendaraan dobel dan pelan-pelan.
Aris salah satu pengusaha pengepul kelapa sawit mengatakan, kerusakan jalan di daerah Bual-Bual cukup memprihatinkan, karena kondisinya cukup parah. Bahkan kendaraan yang akan masuk ataupun yang akan keluar sulit tembus.
"Kendaraan truk saya yang mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) Sawit milik petani sudah lima hari berada di Bual-Bual tidak bisa keluar. Jalannya rusak parah," kata Aris.
Ia mengatakan, akibat kerusakan jalan di daerah itu, usaha kami mengalami kerugian karena angkutan sawit macet. Masyarakat juga pemilik kebun pribadi yang selama ini menjadi langganan saya tidak bisa menjual sawitnya.
"Sebaiknya ada perawatan jalan secara rutin dari dinas pekerjaan umum DPU Kutai Timur, agar supaya setiap ada tanda-tanda rusak langsung diperbaiki, tidak seperti sekarang ini berbulan-bulan tidak ada perbaikan,"katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013