Gejala-gejala kanker payudara dapat diketahui sedini mungkin. Karena itu ada yang disebut SADARI dan SADANIS. SADARI adalah Periksa Payudara Sendiri, dan SADANIS yang adalah pemeriksaan payudara secara klinis.
 

“Penting bagi kita melakukan deteksi dini, semakin cepat gejala terdeteksi, semakin besar peluang kanker payudara dapat disembuhkan. Sementara hanya 27 persen  penderita sembuh jika sudah stadium lanjut,” ungkap Nevyta Febrain Sari dari Yayasan Dara Daya Indonesia, Rabu.

Sehari sebelumnya Nevyta menjadi pembicara dalam diskusi mengenai kanker payudara di acara Agrovaria Lovepink yang diselenggarakan Astra Agro bekerjasama dengan Lovepink untuk Area Kalimantan Timur.

“Dalam SADARI harus dicek apakah di payudara terdapat benjolan, mengeras, berubah bentuk, mengeluarkan cairan,” kata Nevyta.

Selain itu potensi kanker payudara bisa dicegah dengan  mengontrol faktor risiko, seperti menerapkan pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, mengendalikan berat badan,  aktif bergerak, dan mengelola stress.

“Tidak merokok, tidak minum alkohol, dan menghindari produk dengan kandungan pemanis buatan, pengawet, perasa, dan pewarna (4P) juga merupakan tindakan pencegahan potensi kanker,” rinci Nevyta.

Sementara itu dr Wisnu Nuraga, SHE dan Opertional Support Astra Agro dalam menyampaikan bahwa program penyadaran kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan Astra Agro secara rutin.

“Pada tahun ini, Astra Agro fokus pada kesadaran akan kanker payudara,” ungkapnya.

Melalui program ini juga Astra Agro mengadakan kegiatan SADARI massal.

Pengalaman berhasil sembuh dari kanker payudara diungkapkan Pratiwi, Ketua Posyandu Kelurahan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada tahun 2006, Pratiwi pernah mengidap tumor payudara namun berkat deteksi dini dan pengobatan maksimal, ia berhasil sembuh.

Ia pun merasa sangat terbantu dengan penyuluhan kanker payudara dari Astra Agro dan Lovepink ini. Ia berpesan agar kegiatan penyuluhan kanker payudara ini dapat lebih sering dilaksanakan.

“Jangan takut tidak bisa sembuh dan tidak bisa menyusui,” lanjutnya. Ia juga menyampaikan sudah banyak korban meninggal karena penyakit ini karena tidak tahu.

Senada dengan Pratiwi, Sari yang juga survivor kanker menuturkan, “Kanker payudara bukan akhir dari segalanya, tetapi awal untuk hidup lebih baik dan berkualitas”, ungkapnya.

Sari menuturkan pada saat dirinya di diagnosa kanker payudara pada tahun 2012 lalu, hal yang langsung terlintas dibenaknya adalah jangan takut, kanker bukanlah akhir dari segalanya. Menurutnya kanker menjadi anugerah Tuhan yang diberikan kepadanya untuk bisa menjalani hidup lebih baik, berkualitas, dan membawa berkah bagi orang lain. ***

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021