Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Dua pelari Jawa Tengah, Triyaningsih dan Jauhari, menjuarai lomba lari 10.000 meter kategori atlet nasional Balikpapan 10K, Minggu.
Triyaningsih menjadi yang tercepat dalam lomba lari di bawah hujan itu dengan catatan waktu 37 menit 7 detik.
Runner up adalah Yulianingsih, juga atlet Jawa Tengah, dengan waktu tempuh 37 menit 13 detik, disusul di tempat ketiga Rini Budiarti 37 menit 54 detik.
Pelari Nusa Tenggara Timur, Fai Subnafu menempati urutan kelima dengan waktu 39 menit 4 detik.
Di depan Fai, pelari Meri Paijo yang menempuh waktu 38 menit 3 detik finish urutan keempat dan setelah Fai ada pelari nasional lainnya, Olivia Sadi.
Di bagian pria, Jauhari menjadi pelari yang pertama mencapai garis finish sementara runner up Agus Prayogo juga dari Jawa Tengah dan tempat ketiga Ridwan dari Jawa Barat, urutan keempat Niko Sila dari Nusa Tenggara Timur.
Triyaningsih tampaknya habis-habisan dalam lomba berhadiah total Rp440 juta tersebut. Begitu masuk finish di Lapangan Merdeka, ia langsung terkapar dan segera dibantu oleh petugas kesehatan.
"Alhamdulillah, saya bisa finish terdepan," kata Triyaningsih.
Menurut Tri, ia sedang tidak dalam kondisi terbaik. Saat berlari, ia sedang sakit perut karena diare.
Tidak hanya itu, kondisi fisik Tri juga belum prima karena belum kembali berlatih rutin pasca PON Riau.
"Selama di lintasan, saya tadi harus menahan sakit perut karena saya lagi sakit diare. Saya juga tidak latihan pasca PON lalu, sehingga lomba ini banyak menguras energi tapi saya bersyukur bisa menjadi juara," katanya sumringah meski lemah.
Lomba ini diikuti tidak kurang dari 12.000 pelari dari berbagai pelosok Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta, Banjarmasin-Kalimantan Selatan, dan sejumlah pelari nasional. Para pelari yang dibagi dalam kategori atlet nasional, umum, pelajar, veteran, dan TNI-Polri dilepas Wali Kota Balikpapan tepat pukul 06.40 Waktu Indonesia Tengah.
Di tengah lomba, hujan gerimis yang memang sudah rintik-rintik membasahi pagi berubah menjadi hujan lebat dan berangin. Namun demikian, para pelari terlihat tetap berlari penuh semangat.
"Hujan malah asyik mas, jadi tetap segar dan tidak panas," kata Raja Patimasang, pelari dari Balikpapan Hash House Harriers, klub lari lintas alam. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Triyaningsih menjadi yang tercepat dalam lomba lari di bawah hujan itu dengan catatan waktu 37 menit 7 detik.
Runner up adalah Yulianingsih, juga atlet Jawa Tengah, dengan waktu tempuh 37 menit 13 detik, disusul di tempat ketiga Rini Budiarti 37 menit 54 detik.
Pelari Nusa Tenggara Timur, Fai Subnafu menempati urutan kelima dengan waktu 39 menit 4 detik.
Di depan Fai, pelari Meri Paijo yang menempuh waktu 38 menit 3 detik finish urutan keempat dan setelah Fai ada pelari nasional lainnya, Olivia Sadi.
Di bagian pria, Jauhari menjadi pelari yang pertama mencapai garis finish sementara runner up Agus Prayogo juga dari Jawa Tengah dan tempat ketiga Ridwan dari Jawa Barat, urutan keempat Niko Sila dari Nusa Tenggara Timur.
Triyaningsih tampaknya habis-habisan dalam lomba berhadiah total Rp440 juta tersebut. Begitu masuk finish di Lapangan Merdeka, ia langsung terkapar dan segera dibantu oleh petugas kesehatan.
"Alhamdulillah, saya bisa finish terdepan," kata Triyaningsih.
Menurut Tri, ia sedang tidak dalam kondisi terbaik. Saat berlari, ia sedang sakit perut karena diare.
Tidak hanya itu, kondisi fisik Tri juga belum prima karena belum kembali berlatih rutin pasca PON Riau.
"Selama di lintasan, saya tadi harus menahan sakit perut karena saya lagi sakit diare. Saya juga tidak latihan pasca PON lalu, sehingga lomba ini banyak menguras energi tapi saya bersyukur bisa menjadi juara," katanya sumringah meski lemah.
Lomba ini diikuti tidak kurang dari 12.000 pelari dari berbagai pelosok Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta, Banjarmasin-Kalimantan Selatan, dan sejumlah pelari nasional. Para pelari yang dibagi dalam kategori atlet nasional, umum, pelajar, veteran, dan TNI-Polri dilepas Wali Kota Balikpapan tepat pukul 06.40 Waktu Indonesia Tengah.
Di tengah lomba, hujan gerimis yang memang sudah rintik-rintik membasahi pagi berubah menjadi hujan lebat dan berangin. Namun demikian, para pelari terlihat tetap berlari penuh semangat.
"Hujan malah asyik mas, jadi tetap segar dan tidak panas," kata Raja Patimasang, pelari dari Balikpapan Hash House Harriers, klub lari lintas alam. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012