Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara ditantang harus mampu meningkatkan status desanya dari desa maju menjadi desa mandiri atau status tertinggi Indeks Desa Membangun (IDM).
“Sudah didatangi Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar tantangannya harus mandiri. Harus termotivasi. Sebab pak menteri juga mengaku yakin Desa Sungai Payang bisa meningkat menjadi mandiri dengan keberhasilan pengelolan BUMDesnya,”ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim M Syirajudin saat menerima kunjungan Kepala Desa Sungai Payang Rusdin, di Ruang Kerjanya, Senin (3/5).
Karenanya perlu dibahas secara khusus melibatkan pemangku kepentingan terkait upaya peningkatan indikator penilaian IDM yang dianggap masih lemah. Termasuk menyamakan persepsi terkait pengisian form penilaian indikator IDM agar pengisiannya sesuai dan dapat meningkatkan poinnya.
Kalau soal Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), kata dia tidak usah diragukan. Sebab keberhasilan pengelolaan BUMDes dengan kemitraannya sudah berhasil mendongkrak status IDM Desa Sungai Payang dari awalnya sangat tertinggal menjadi maju.
“Tapi harus meningkat menjadi mandiri, karena pak manteri saat kunjungan ke daerah lain pasti akan menceritakan keberhasilan Desa Sungai Payang. Makanya kita harus mampu wujudkan tantangan berhasil menjadi desa mandiri,”katanya.
Disisi lain dia menyebut DPMPD Kaltim sebenarnya ada kegiatan pelatihan peningkatan IDM. Hanya saja karena keterbasan anggaran lokus pelatihan hanya di Kabupaten Kutai Barat dan Kutai Timur.
“Ternyata ampuh dan efektif. Bersama aparatur bedah titik lemah. Dan langsung praktik isi form indikator IDM agar pengisiannya tepat. Seperti Kutai Timur dari Sembilan desa yang dihadirikan dipastikan naik statusnya karena kurang pas dalam pengisian form pada penilaian IDM 2020,”katanya.
Kepala Desa Sungai Payang Rusdin menyebut indikator yang masih lemah terkait masalah akses jalan menuju dan jarak tempuh menuju akses layanan kesehatan. Belum ada dokter atau hanya ada bidan desa.
“Termasuk terkait lingkungan karena pernah banjir pada 2018,”katanya sambil menyebut bahwa desa yang berdiri sejak 25 Juli 1971 ini dulunya terisolir dan baru terbuka akses jalan pada 2006.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021