Anggota DPRD Kaltim Herliana Yanti mengatakan semangat gotong royong sudah semakin memudar di tengah kondisi sekarang dimana nilai-nilai sebagai bangsa Melayu yang dikenal bersatu dengan segala perbedaan sudah mulai bergeser.


Hal ini disampaikan politisi PDIP itu di sela-sela sosialisasi pendidikan kewarganegaraan Bela Negara di Desa Sesulu, Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, baru-baru ini. 

Ia menyebutkan peran orangtua dan guru sangatlah penting dalam menanamkan kembali semangat gotong royong di lingkungan masing-masing dan mulai dari hal yang terkecil dengan saling peduli di tempat tinggal maupun di lingkungan kerja. 

Selain itu, tantangan lain yang harus di waspadai bersama adalah penyaringan informasi dari berbagai hal yang dapat memecah belah persatuan sebagai anak bangsa diantaranya paham radikal yang telah bayak memakan korban jiwa. 

"Jangan mau diadu domba hanya demi kepentingan segelintir orang maupun kelompok dari berbagai latar belakang manapun termasuk yang berbalut agama. Karena tidak ada agama manapun yang mengajarkan untuk mencederai sesama umat manusia,"  kata Herliana. 

Terpisah, Ketua GP Anshor Kab Penajam Roni Setyawan selalu nara sumber menjelaskan alasan kenapa wajib mencintai Indonesia karena tidak ada bangsa yang seunik Indonesia. 
 
Logo DPRD Kaltim (Dok Antaranews Kaltim)


Ia mencontoh Singapura yang disana masyarakat tidak berhak memiliki tanah, tanah dimiliki negara dan masyarakat tinggal di pemukiman yang di bangun oleh pemerintah dan dikenakan biaya sewa

Dikaruniai kekayaan alam yang melimpah yang diwariskan dari generasi ke generasi, mulai dari hutan, minyak dan gas, uranium, emas dan lainnya. 

"Sebagai orangtua wajib mewariskan rasa cinta itu kepada anak sebagai generasi penerus," kata Roni.
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021