Tenggarong  (ANTARA Kaltim) - Pylon atau pilar Jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang hampir setahun berdiri tanpa rangka jembatan karena runtuh pada 26 November 2011, siap dirobohkan dalam waktu sepuluh hari.

"Siap, kami usahakan bisa dalam 10 hari," ujar Technical Advisor PT Hutama Karya (HK) Idwan Suhendra, menjawab permintaan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari dan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II, Minggu, disela acara selamatan dan doa keselamatan menjelang perobohan pylon tersebut.

Bupati Rita Widyasari, didampingi Ketua DPRD Awang Yacoub Luthman, Plt Sekretaris Daerah Edy Damansyah, kepala instansi terkait lainnya, dan jajaran kontraktor yakni PT Hutama Karya (HK), menghadiri acara doa keselamatan dan upacara adat Tempong Tawar yang dipimpin Sultan HAM Salehuddin II.

Acara diwali dengan mengirm doa kepada korban jembatan dan doa selamat tolak bala, dilanjutkan dengan upacara adat Tempong Tawar di bawah jembatan sisi Tenggarong oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II didampingi Bupati Rita dan Ketua DPRD Awang Yacoub.

Menurut Technical Advisor PT HK Idwan Suhendra, proses perebahan pylon itu sebenarnya akan berlangsung 14 hari, sesuai permintaan Pemkab Kukar yang menginginkan perobohan dengan tidak menimbulkan kerusakan.

Namun Sultan HAM Salehuddin II dan Bupati Rita meminta kepada kontraktor agar eksekusi selesai dalam 10 hari, yang kemudian disetujui oleh PT HK.

Adapun tahapan upaya perebahan pylon dimulai Minggu pukul 13.00 Wita diawali dengan menggeser kedua tower ke posisi perancah atau dudukan terbuat dari baja yang telah disiapkan pada masing-masing sisi pondasi bekas jembatan.

Setelah tepat di dudukan, pylon kemudin diturunkan atau dimasukkan kedalam dudukan tersebut secara bertahap.

Alat yang digunakan yakni Hydrolik Jack dengan kekuatan 150 ton sebanyak 32 unit. HydroliK Jack itu dibagai untuk dua sisi pilon (arah tenggarong dan samarinda) masing-masing 16 Hydrolik Jack. Alat tersebut untuk mendorong pylon ke arah perancah atau dudukan pylon.

"Pendorongan semua pylon sampai atas peranca hingga diturunkan dalam dudukan, akan kami usahakan dua hari pengerjaannya," kata Idwan.

Adapun proses tersebut dikerjakan melalui jarak jauh, yaitu melalui station control, karena proses perobohan sangat berbahaya. Untuk itu menurut Idwan, semua alat digerakkan dengan remote control yang dipantau dengan 32 kamera secara langsung yang terhubung ke station control.

Kemudian setelah pylon didudukkan, lalu dipasang penyangga untuk memperkuat posisi pylon diposisi dudukan itu. Pada posisi di dudukan itu, pylon akan agak condong ke Sungai Mahakam sehingga tegangan kabel atau kawat utama jembatan berkurang dan lebih dekat dengan permukaan air.

Setelah itu, dilakukan pelepasan klem utama kabel pada bagain puncak tower lalu pelepasan tutup sadel, sehingga kabel utama siap dilepas.

"Kabel utama itu berjumlah 38 buah terbuat dari baja, dengan berat tiap kabel sekitar 10 ton, tiap kabel akan ditarik dan digulung dengan winch kapasitas 20 ton pada kedua sisi ujung jembatan," katanya.

Usai kabel digulung, kemudian dilakukan pembongkaran pylon dengan panjang 37 meter berat 600 ton perpylon itu dengan cara dipotong. Panjang potongan sekiar 5 meter, atau bervariasi disesuaikan dengan berat pylon, sehingga direncanakan ada sekitar 10 potongan pylon.

"Potongan itu akan kami pindahkan, lalu kami membongkar besi penguat lalu terakhir memobilisasi seluruh peralatan, pekerjaan selesai. Insyaa Allah bisa selesai sepuluh hari seluruh upaya eksekusi ini," ujarnya. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012