Sangatta (ANTARA Kaltim) - PT Pertamina EP Region KTI Sangatta Field sejak Rabu (31/10) siang mengisolasi lokasi semburan lumpur di Kilometer 04, areal pergudangan Pipe Yard Logistik Pertamina, Desa Sangatta Selatan, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim.

Sejumlah karyawan Pertamina EP Sangatta, dari Departemen Safety, memasang garis polisi di sepanjang jalan poros hingga mengelilingi pagar pergudangan.

Sebelum memasang garis polisi, para petugas juga telah memasang pagar seng setinggi dua meter lebih, sehingga lumpur yang menyembur dari dalam perut bumi tidak lagi kelihatan seperti ada hari pertama, Selasa (30/10).

Alat berat yang keluar masuk dan mobil tangki pengangkut lumpur harus melewati pintu yang cukup rapat, dijaga sekuriti.

Sebuah mobil truk gandeng berukuran besar mengangkut satu unit kontainer berisi peralatan diturunkan di luar pagar.

Selain memasang garis polisi, Pertamina EP Sangatta Filed meningkatkan pengamanan dari sekuriti di sekitar lokasi dengan dilengkapi alat keamanan dan senjata api.

"Pengamanan kita tingkatkan selama 24 jam di lokasi semburan, untuk mengantisipasi hal-hal yang di luar dugaan," kata Field Manager PT Pertamina EP Field Sangatta, Abdul Mohar, melalui Enriko Hutasiot, Bidang Hukum Humas Pertamina EP Sangatta Field.

Menurut Enriko Hutasoit, para petugas keamanan memang dilengkapi persenjataan api (senpi), lengkap, karena Pertamina merupakan Obyek Vital Nasional (Obvitnas) yang harus diamankan dari berbagai gangguan.

Dijelaskan Enriko Hutasosit, semburan yang keluar berupa dengan sedikit gas metan, pasir, dan pecahan kecil-kecil batu bara.

Kandungan gasnya hanya sedikit sekali sehingga bisa dipastikan untuk sekarang daerah sekitar masih aman.

"Hanya radius tiga meter yang berbahaya, makanya dipagar seng tertutup setinggi dua meter lebih, di luar itu sudah aman," kata Enriko di lokasi semburan.

Meski masih aman, namun pihak pertamina tetap melakukan antisipasi keamanan dengan menambah kolam penampungan dari sebelumnya tiga dan akan ditambah sesuai kebutuhan. Begitu juga alat berat excavator menjadi dua unit dan mobil pengangkut limbah tiga unit.

"Perlu ada tambahan kolam mobil tangki untuk antisipasi lumpur yang meningkat. Saat ini setiap lima menit terjadi semburan kecil dari dalam bumi dan setiap beberapa menit juga mobil tangki bergerak membuang lumpur ke kolam penampungan," ujarnya. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012