Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur (BI Kaltim) menyebut deflasi di daerah ini pada Mei 2025 ditopang adanya panen raya sehingga membuat persediaan bahan pangan melimpah dan memudahkan masyarakat memperolehnya.
"Salah satu upaya untuk menjaga keterjangkauan harga pada musim panen raya, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim bersama Bulog dan TNI melakukan penyerapan gabah kering sesuai dengan ketetapan pemerintah," ujar Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Selasa.
Budi yang juga Wakil Ketua I Tim TPID Kaltim ini melanjutkan upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk mengendalikan inflasi daerah.
Sedangkan sebagai upaya memastikan ketersediaan pasokan kebutuhan pokok, pemerintah daerah terus melakukan produksi pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani melalui berbagai program, antara lain mekanisasi pertanian, bantuan pupuk, bantuan sarana dan prasarana tani seperti agriculture drone sprayer, combine harvester serta digital farming kepada kelompok tani.
Kemudian untuk mendukung kelancaran distribusi, telah dilakukan pemenuhan fasilitasi distribusi pangan kepada kelompok tani dan kelompok wanita tani pada kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) dengan komoditas pangan mencakup aneka cabai dan sayur mayur.
Selain itu, telah diresmikan kios pengendali inflasi pertama oleh TPID Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga masyarakat bisa memperoleh bahan pangan dengan mudah dan dengan harga terjangkau.
"Sebagai penguatan komunikasi efektif, komunikasi antar-TPID se- Kaltim pun terus dilakukan melalui rapat koordinasi untuk mengambil langkah konkret, termasuk upaya pengendalian ekspektasi masyarakat melalui Ulama Peduli Inflasi," kata Budi.
Kemudian rutin melakukan sosialisasi diversifikasi pangan dalam rangka mendukung penguatan ketahanan pangan, lantas peningkatan kesejahteraan petani plus keluarganya, serta terus melakukan imbauan belanja bijak.
Berkat berbagai langkah tersebut, katanya, maka pada Mei 2025 Kaltim mengalami penurunan harga, yakni dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi 0,35 persen mtm, sehingga dengan deflasi ini mencatatkan inflasi tahunan dan tahun kalender masing-masing 1,03 persen (yoy) dan 1,30 persen (ytd).