Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar), Kalimantan Timur, melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mengatakan Data Desa Presisi yang hari ini diterima dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan di segala bidang.
"Data ini sebagai alat perencanaan pembangunan di segala bidang, bukan hanya fisik, tapi juga SDM dan lainnya, termasuk untuk memberdayakan masyarakat," ujar Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setkab Kukar Akhmad Taufik Hidayat saat menerima hasil Pemetaan Spesial Data Desa Presisi di Kukar dari IPB, di Tenggarong, Senin.
Melalui data itu, maka semua kepala desa dan perangkatnya dapat melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan, mendengar suara warga, dan memastikan pembangunan yang dirancang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.
Dengan begitu, keberadaan Data Desa Presisi tidak hanya untuk perencanaan pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga memperkuat modal sosial dan budaya desa.
Akhmad menyampaikan apresiasi kepada IPB University, khususnya kepada Prof. Dr. Sofyan Sjaf beserta Tim Laboratorium Data Desa Presisi, karena berkat kerja keras, dedikasi, dan inovasi yang telah ditunjukkan melalui kegiatan ini menjadi langkah besar untuk pembangunan desa yang berkelanjutan.
"Keberadaan data yang presisi ini tidak hanya membawa kemajuan teknologi, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengembangan desa di Kukar, menuju pembangunan lebih terarah,” ujarnya
Ia menjelaskan, kondisi geografis yang beragam serta kebutuhan yang berbeda-beda di setiap desa, memerlukan pendekatan yang lebih cermat dan berbasis data, sehingga keberadaan Data Desa Presisi ini sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut.
"Hasilnya berupa database desa, monografi desa, dan peta-peta tematik, kita kini memiliki alat strategis yang akan mendukung perencanaan pembangunan yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan," katanya.
Kegiatan pemetaan spasial yang telah dilakukan di 60 desa pada tahap awal ini, kata dia, merupakan langkah penting, sehingga hasil yang diserahkan hari ini adalah wujud nyata dari kolaborasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan praktik di lapangan.
"Data ini bukan sekadar angka dan informasi biasa, namun data ini adalah pondasi, pijakan, dan arah bagi pihak terkait di desa untuk menciptakan kebijakan yang lebih bijaksana, bahkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara langsung," ujar Akhmad.