Samarinda (ANTARA) -
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalimantan tengah fokus pada mempersiapkan tenaga kerja lokal yang terampil untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kepala Disnakertrans Kaltim Rozani Erawadi di Samarinda, Rabu, mengungkapkan optimisme terhadap peran serta tenaga kerja lokal dalam pembangunan IKN, dan selama ini telah melakukan pelatihan berbasis kompetensi untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
"Pada tahun 2023, kami telah memulai persiapan, dan di 2024 ini, kami terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga kerja kita," kata Rozani.
Sejak pengumuman pemindahan ibu kota negara baru ke Kalimantan, pemerintah provinsi telah meningkatkan fokus pada pengembangan sumber daya manusia.
Rozani melanjutkan bahwa anggaran untuk pendidikan dan pelatihan telah meningkat secara signifikan, dari Rp6 miliar menjadi Rp23 miliar, yang menandakan komitmen serius pemerintah provinsi dalam mempersiapkan tenaga kerja lokal yang kompeten.
"Program pelatihan yang kami tekankan mencakup sejumlah bidang, dengan fokus utama pada mekanik alat berat, yang merupakan salah satu kebutuhan utama dalam proyek konstruksi IKN," ujarnya.
Disnakertrans Kaltim telah menyiapkan 10 angkatan pelatihan kerja, yang berarti sekitar 160 orang siap untuk mendukung pembangunan IKN.
Rozani menambahkan, perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembangunan IKN, diharapkan dapat memanfaatkan tenaga kerja yang telah terlatih ini.
Rozani juga menyoroti pentingnya kesepakatan yang adil antara pemberi dan penerima kerja, terutama dalam hal upah. Kompetensi harus diimbangi dengan upah yang sesuai.
"Jika tidak, tenaga kerja yang terampil mungkin akan mencari peluang di tempat lain. Ini menunjukkan bahwa pemerintah provinsi tidak hanya fokus pada pelatihan tetapi juga pada kesejahteraan tenaga kerja," jelasnya.
Selain itu, pemerintah provinsi juga telah memperluas pelatihan ke sektor konstruksi, dengan program yang dirancang untuk memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan.
"Kami yakin jumlah tenaga kerja terlatih di sektor ini juga cukup banyak," imbuh Rozani.
Dalam hal kerja sama dengan Otorita IKN, Rozani menegaskan bahwa pemerintah provinsi telah siap untuk memfasilitasi hubungan antara alumni pelatihan dan perusahaan konstruksi yang membutuhkan tenaga kerja terampil.
"Kami telah berbenah dalam banyak hal, termasuk kebijakan anggaran, untuk memastikan bahwa pemerintah daerah mendukung pembangunan IKN," ucap Rozani.
Terkait penyerapan tenaga kerja yang telah dilatih, ia mengakui bahwa masih ada tantangan dalam mencocokkan tenaga kerja dengan kebutuhan perusahaan.
"Mungkin sebagian besar tenaga kerja kami masih terlibat di sektor lain di wilayah Kaltim. Tetapi kami terus berupaya menciptakan kesesuaian yang lebih baik antara pemberi dan penerima kerja," tutur Rozani.
Ia meneruskan bahwa Pemprov Kaltim menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa tenaga kerja lokal dapat berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan IKN, dengan peningkatan anggaran dan program pelatihan yang telah dilaksanakan.
"Upaya ini kami harap dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia di Kaltim," demikian Rozani.