Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mencatatkan kerugian sebanyak 400 ribu barel bahan bakar minyak akibat kebakaran Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, yang terjadi sekitar pukul 00.45 dini hari (29/3).
"Kehilangan produksi sekitar 400 ribu barel karena tidak bisa disuplai dari kilang," Kata Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut dia menyampaikan saat terjadi kebakaran pihaknya langsung melakukan normal shuttdown, sehingga Kilang Balongan dapat dipastikan beroperasi normal kembali sekitar empat sampai lima hari ke depan.
Selama penghentian operasi, Pertamina akan menyuplai kebutuhan bahan bakar bagi masyarakat dari sejumlah kilang dan terminal BBM, salah satunya Kilang Cilacap dan Kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Produksi Kilang Cilacap akan ditingkatkan sampai 300 ribu barel dan Kilang TPPI sebanyak 500 ribu barel.
"Dari Cilacap nanti akan bawa kapal disuplai langsung dari Tanjung Priuk. Sedangkan nanti dari TBBI nanti bisa disuplai dari Terminal BBM Balongan," kata Mulyono.
Saat ini, Pertamina masih melakukan investigasi terkait penyebab kebakaran di Kilang Balongan dan fokus menyelesaikan kondisi darurat tersebut.
Perseroan mengklaim sudah bisa melokalisir api di dalam bund wall dengan menggunakan foam, sehingga nyala api dipastikan tidak akan menjalar ke area lain.
Dalam membantu upaya pemadaman, Pertamina bersama Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Pemerintah Kabupaten Cirebon menerjunkan 10 unit mobil pemadam kebakaran.
Seperti diketahui, insiden kebakaran Kilang Balongan terjadi pada tangki T-301G sekitar pukul 00.45 dini hari. Saat itu kondisi cuaca sedang terjadi hujan lebat disertai petir.
Nyala api kebakaran dapat terlihat dengan jarak lima kilometer.
Ratusan warga sebelumnya melakukan evakuasi ke tempat aman menjauhi lokasi kebakaran, kini berangsur mulai pulang ke rumah masing-masing.
Pertamina kehilangan 400 ribu barel akibat kebakaran Kilang Balongan
Senin, 29 Maret 2021 12:40 WIB
Kehilangan produksi sekitar 400 ribu barel karena tidak bisa disuplai dari kilang,