Sangatta  (ANTARA News Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, akan menggandeng dua perguruan tinggi, yaitu Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gadjah Mada, untuk melakukan penelitian beberapa karst di pegunungan Sangkulirang dan Bengalon.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kutai Timur Dwi Susilanto Gamawan, Jumat, mengatakan, mulai akhir 2012 pihaknya menggandeng ITB dan UGM untuk meneliti karst di sejumlah pengunungan guna mengungkap misteri ribuan tahun silam itu.

"Untuk mengungkap misteri purbakala karst, kita tidak lagi menggunakan tenaga ahli dari negara lain, tetapi memberikan kepercayaan kepada para ahli dan peneliti dari Indonesia, yakni dari ITB dan UGM," katanya.

Ia mengatakan selama ini para peneliti asing dari Prancis bertahun-tahun melakukan penelitian di gunung karst Kutai Timur, namun hasilnya digunakan untuk kepentingan mereka sendiri.

Hasil penelitian tersebut, menurut Dwi Susilanto dibawa ke negara mereka. "Kita hanya mendapatkan kabarnya aja, tanpa mengetahui persis hasil penelitian yang sebenarnya," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah akan memberikan kepercayaan kepada para ahli dari Indonesia.

"Proposal kerja sama penelitian antara Pemkab Kutai Timur dengan dua perguruan tinggi itu, segera rampung, sehigga sebelum 2013 sudah dimulai," ujarnya.

Dwi Susilanto mengatakan seluruh biaya dalam penelitian itu akan menggunakan dana "Coorporate Sosial Responsibility (CSR)" dari sejumlah perusahaan di Kutai Timur.

"Anggaran penelitian tidak menggunakan dana APBD, tetapi murni menggunnakan dana CSR dari beberapa perusahan yang beroperasi di Kutai Timur," katanya.

Para peneliti itu, menurut dia, nantinya juga akan melakukan pemetaan zona di karst-karst setempat, tujuannya agar dapat diketahui zona prasejarah, dan mana yang dapat dimanfaatkan untuk ekonomi seperti bagi keperluan pembuatan semen.

Menurut dia, ini akan menambah pengetahuan tentang apa yang terjadi ribuan tahun lalu di karst pegunungan di Kutai Timur, khususnya di tiga wilayah, yaitu Sangkulirang, Bengalon, dan Kongbeng, mengenai tapak tangan manusia.

Sebelumnya, tim peneliti dari Prancis terdiri atas enam orang dengan keahlian masing-masing yang dipimpin Jean Michael Chozine, menemukan 12 situs berusia ribuan tahun, seperti bekas tapak tangan manusia berumur ribuan tahun di Bengalon.

"Sebanyak 12 situs itu ditemukan di beberapa lokasi di kawasan pegunungan karst, di antaranya batu microkit Kutai, seperti alat pemotong (pisau) yang dibuat pada zaman purbakala, yang diperkirakan berusia 1.000 sampai 12.000 tahun," katanya. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012